Jakarta – Perusahaan otomotif asal China, BYD Auto Industry Co, Ltd menegaskan komitmennya untuk berinvestasi sebesar Rp16,3 triliun di Indonesia. Investasi ini akan diwujudkan melalui pembangunan pabrik di Subang Smartpolitan, dengan target penyelesaian dan mulai produksi pada akhir tahun 2026.
Dalam rencana ekspansinya, pabrik milik PT BYD Motor Indonesia ini akan memiliki kapasitas produksi mencapai 150.000 unit mobil per tahun. Fokus utama produksi adalah kendaraan dengan inovasi terbaru, yakni Super Dual Model Hybrid, yang mengombinasikan combustion engine dan baterai. Teknologi yang diusung adalah Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dengan daya tempuh luar biasa, mencapai 1.000 km hingga 2.100 km dalam satu kali pengisian penuh bahan bakar dan baterai.
Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Otomotif, Hasstriansyah MPP, yang berkesempatan mengunjungi pabrik BYD di Shenzhen, China, mengungkapkan kekagumannya terhadap lini produk BYD.
“Lini produk mereka seperti Denza D9, YangWang U8, YangWang U9, dan Fangchengbao 5 sangat lengkap, mewah, dan tangguh. Mobil-mobil ini mampu mencapai kecepatan 0-100 km/jam dalam waktu kurang dari tiga detik serta memiliki kemampuan off-road yang luar biasa, bahkan bisa mengapung di air,” ujarnya.
Hasstriansyah juga menambahkan bahwa pencapaian BYD tidak terlepas dari ribuan paten teknologi yang dikembangkan oleh puluhan ribu insinyur di 11 fasilitas R&D milik perusahaan tersebut.
“Indonesia wajib menjadi bagian dari kemajuan teknologi baru ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan pengusaha muda dalam mempercepat adopsi teknologi kendaraan listrik di Indonesia.
“Kita tidak boleh hanya menjadi pasar. Kita harus terlibat dalam rantai pasok global, memastikan bahwa Indonesia mendapatkan manfaat maksimal dari investasi ini,” tambahnya.
Menurutnya, kehadiran BYD di Indonesia tidak hanya akan mempercepat transformasi industri otomotif ke arah kendaraan listrik tetapi juga menciptakan ekosistem yang lebih matang.
“Kita harus melihat ini sebagai peluang besar. Dari sisi tenaga kerja, riset, dan inovasi, semua harus bisa kita manfaatkan untuk kemajuan industri nasional,” katanya.
Hasstriansyah menegaskan bahwa HIPMI Otomotif akan terus mengawal investasi ini agar dapat berjalan dengan optimal dan memberikan dampak yang luas bagi pelaku usaha dan masyarakat Indonesia.
“Kami dari HIPMI Otomotif siap mendukung penuh, termasuk membantu menghubungkan BYD dengan berbagai stakeholder lokal agar investasi ini benar-benar memberi manfaat besar bagi ekonomi nasional,” pungkasnya.
Keberadaan BYD di Indonesia diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik dan menjadikan Indonesia sebagai bagian penting dalam rantai pasok global era baru kendaraan listrik. Masyarakat dan pelaku industri diharapkan dapat bersinergi untuk mendukung serta menyukseskan transformasi ini.
Dengan adanya investasi besar dari BYD, bukan hanya industri otomotif yang mendapat manfaat, tetapi juga transfer teknologi, peningkatan tenaga kerja lokal, serta penguatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.