HALUAN.CO – Seorang ibu bernama Amalia mengungkapkan bahwa anaknya, Z, mengalami cedera serius di bahu akibat tindak kekerasan yang diduga terjadi di lingkungan sekolah.
Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan bahwa tulang pundak Z bergeser karena terkena pukulan. Memar juga ditemukan di bagian pinggang dan paha korban.
“Dokter bilang itu akibat pukulan keras,” ujar Amalia pada Minggu (8/6/2025).
Amalia menyebut, kasus bermula dari dugaan pemalakan oleh empat siswa berusia 10 tahun. Keempat anak tersebut berinisial D, A, J, dan R, dengan D disebut sebagai pelaku utama.
Meskipun Z tidak pernah menceritakan kejadian tersebut, orangtua siswa lain memberi tahu bahwa Z sering kehabisan uang jajan, padahal orangtuanya memberikan Rp20 ribu per hari.
Setelah kasus ini mencuat, pertemuan antara keluarga korban dan pelaku difasilitasi oleh pihak sekolah. Dalam mediasi, para pelaku mengakui telah melakukan tindakan perundungan dan pemalakan.
Orangtua mereka sepakat menanggung biaya pengobatan korban.
Namun, beberapa hari kemudian, bantuan tersebut dihentikan karena kendala finansial. Keluarga Z pun harus kembali membayar sendiri biaya pengobatan yang belum lunas.
“Masih tersisa ratusan ribu rupiah yang belum dibayarkan, belum termasuk biaya ortopedi,” keluh Amalia.
Walau pelaku sudah dipindahkan dari sekolah, Amalia tetap menuntut tanggung jawab mereka hingga anaknya sembuh total.
Merespons kejadian ini, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyatakan bahwa pemerintah memberikan pendampingan psikologis kepada semua pihak yang terlibat.
“Kami ingin membantu pemulihan mental baik untuk korban maupun pelaku, mengingat usia mereka masih dini. Proses ini panjang dan memerlukan lebih dari 15 kali pertemuan,” katanya.
Tri juga meminta KPAD Kota Bekasi untuk aktif memberikan edukasi dan pendampingan kepada orangtua agar mencegah kekerasan serupa.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan anak di lingkungan pendidikan.