Jakarta – Ketua DPP PKB, Dita Indah Sari, menegaskan bahwa keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) merupakan bukti nyata bahwa negara ini menganut politik bebas aktif. Menurut Dita, Indonesia memiliki kebebasan untuk memilih aliansi yang paling menguntungkan bagi kepentingan nasionalnya.
Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas langkah Menteri Luar Negeri, Sugiono, yang memutuskan Indonesia bergabung sebagai negara mitra BRICS, bersama dengan Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Turki. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor strategis yang dapat memberikan manfaat bagi Indonesia di kancah internasional.
Dita mengungkapkan bahwa PKB telah mempelajari isi Deklarasi Kazan dengan cermat. Beberapa poin dalam deklarasi tersebut sejalan dengan aspirasi PKB, seperti perluasan keanggotaan Dewan Keamanan PBB, penerapan standar lingkungan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan industri masing-masing negara, serta upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Selain itu, BRICS juga mendorong terciptanya gencatan senjata di Palestina, memberikan akses seluas-luasnya bagi bantuan kemanusiaan, serta mendesak Israel untuk segera menarik diri dari wilayah Palestina. Hal ini menunjukkan komitmen BRICS dalam mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Sebelumnya, Indonesia telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS dalam konferensi tingkat tinggi yang diadakan di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober. Keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan dan diskusi di tingkat pemerintahan.
Saat ini, BRICS memiliki sembilan anggota tetap dan 13 negara mitra.