HALUAN.CO – Dalam tren hidup sehat saat ini, intermittent fasting atau puasa intermiten menjadi salah satu pola makan yang banyak diadopsi, termasuk di kalangan mahasiswa dan pekerja muda. Alih-alih membatasi jenis makanan, metode ini lebih menekankan pada pengaturan waktu makan agar tubuh memiliki waktu istirahat metabolik.
Metode paling populer adalah 16:8, yaitu makan dalam jendela waktu 8 jam (misalnya pukul 12.00–20.00) dan berpuasa selama 16 jam sisanya. Alternatif lainnya adalah pola 5:2, di mana Anda makan seperti biasa selama lima hari dan mengurangi kalori secara drastis di dua hari lainnya. Fleksibilitas ini menjadi nilai tambah bagi mahasiswa yang sering memiliki jadwal padat.
Manfaat intermittent fasting tidak hanya sebatas penurunan berat badan, tetapi juga mendukung konsentrasi, energi stabil, dan pengaturan kadar gula darah. Saat tubuh tidak menerima asupan makanan, ia memanfaatkan simpanan lemak untuk energi, yang secara bertahap dapat menurunkan berat badan.
Namun, metode ini tidak cocok untuk semua orang. Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau pernah mengalami gangguan pola makan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, kualitas makanan saat waktu makan tetap harus dijaga—hindari makanan olahan dan tinggi gula.
Jika dilakukan dengan benar dan disesuaikan dengan gaya hidup sehat, intermittent fasting dapat menjadi pendekatan efektif untuk menjaga kesehatan jangka panjang.