Jakarta – Kecepatan internet di Indonesia menjadi salah satu prioritas utama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam pemerintahan mendatang. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), sebagai perpanjangan tangan Kominfo, memainkan peran krusial dalam pemerataan akses telekomunikasi di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) serta lokasi prioritas (Lokpri).
Peningkatan kecepatan internet diyakini akan memberikan manfaat besar dalam pemanfaatan teknologi yang terus berkembang, seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Dalam sepuluh tahun terakhir, pembangunan infrastruktur teknologi informasi yang dilakukan oleh BAKTI Kominfo menunjukkan peningkatan signifikan dari sekitar 2,5 Mbps pada tahun 2014 menjadi 25 Mbps, diikuti dengan peningkatan penetrasi internet.
Direktur Utama BAKTI, Fadhilah Mathar, menyatakan bahwa peningkatan penetrasi internet ini menunjukkan keberhasilan dalam memperluas akses internet ke seluruh Indonesia. Dalam satu dekade terakhir, BAKTI Kominfo telah mencanangkan tiga fokus utama, yaitu pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang meliputi kualitas, jangkauan, dan keamanan siber, serta ketersediaan talenta digital dan tata kelola.
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU), BAKTI Kominfo ditugaskan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah non komersil. Upaya ini dimulai dengan pembangunan Palapa Ring yang terbagi menjadi tiga paket (Barat, Tengah, dan Timur), pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G di wilayah 3T, hingga peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria-1). Kini, konektivitas internet telah menjangkau daerah yang sebelumnya merupakan area blankspot.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, juga menekankan pentingnya peningkatan kecepatan internet di Indonesia di masa mendatang.
