Jakarta – Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengisyaratkan bahwa pembalasan Iran terhadap Israel mungkin masih memerlukan waktu yang cukup lama. Juru bicara IRGC, Ali Mohammad Naeini, menyatakan bahwa Iran akan menentukan waktu tanggapannya sendiri dan membiarkan Israel berada dalam kondisi ketidakpastian.
Dunia, terutama Timur Tengah, kini tengah bersiap menghadapi potensi pembalasan dari Iran setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang terjadi di Teheran pada 31 Juli 2024. Haniyeh saat itu berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.
Iran dan Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas kematian Haniyeh. Menurut IRGC, pembunuhan tersebut dilakukan dengan menembakkan proyektil yang hulu ledaknya berbobot sekitar 7 kg dari luar wisma tamu tempat Haniyeh menginap. Hingga kini, Israel belum mengakui atau menyangkal keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.
Amerika Serikat telah meminta sekutunya yang memiliki hubungan dengan Iran untuk membujuk negara tersebut agar meredakan ketegangan di Timur Tengah. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, berkunjung ke kawasan tersebut untuk mendorong proses gencatan senjata di Gaza.
Naeini menegaskan bahwa Iran memiliki tekad kuat untuk menanggapi berbagai bentuk agresi yang dilakukan oleh Israel. Menurutnya, tanggapan Iran kali ini mungkin tidak akan berupa pengulangan dari operasi sebelumnya terhadap Israel.
Juru bicara IRGC tersebut menambahkan bahwa masyarakat Iran “pintar” dan memahami bahwa IRGC “dengan hati-hati menilai semua aspek pada tingkat pengambilan keputusan tertinggi” sebelum mengambil tindakan terhadap Israel.