Jakarta – Iran dikabarkan akan melanjutkan uji coba detonator bom nuklir di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel di Timur Tengah. Tiga sumber di Iran mengungkapkan bahwa Teheran sedang aktif mengembangkan program senjata nuklir yang semakin mendekati tahap pembuatan bom nuklir dengan berbagai cara.
Salah satu langkah yang diambil Iran adalah merestrukturisasi Organisasi Inovasi dan Penelitian Defensif (SPND) serta mempertahankan Mohammad Eslami sebagai kepala Organisasi Energi Atom Iran. Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir.
Selama bertahun-tahun, badan intelijen Amerika Serikat menyatakan bahwa Iran tidak melakukan aktivitas pengembangan senjata yang bisa diuji. Namun, laporan Direktur Intelijen Nasional tahun 2024 menyebutkan bahwa Iran kini melakukan aktivitas yang lebih memposisikan diri “untuk memproduksi perangkat nuklir” jika mereka memilih untuk melakukannya.
Menurut sumber-sumber tersebut, Iran juga telah mengintensifkan upaya mereka untuk menyelesaikan siklus produksi senjata nuklir. Siklus ini mencakup pengayaan uranium tingkat tinggi, produksi perangkat peledakan nuklir, pengembangan rudal yang membawa hulu ledak nuklir, dan restrukturisasi SPND.
Pada bulan April, parlemen Iran meratifikasi rancangan undang-undang (RUU) yang menyetujui pembentukan SPND. SPND diubah menjadi organisasi independen berdasarkan undang-undang ini, yang memberikan banyak manfaat kepada unit tersebut, termasuk bebas dari pengawasan Badan Audit Nasional.
Salah satu peran utama SPND dalam program nuklir Iran adalah mengembangkan detonator nuklir. Proyek ini dilaporkan berlanjut secara diam-diam dengan kedok “Proyek 110” setelah “Proyek Amad” terungkap pada tahun 2003.
Rencana uji coba Iran muncul saat Timur Tengah berada di ambang perang setelah bos Hamas, Ismail Haniyeh, tewas di Teheran. Iran menuding Israel sebagai dalang pembunuhan tersebut dan bersumpah akan membalas serta menghukum rezim Zionis dengan keras.