Jakarta – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dengan tegas menyatakan bahwa Israel akan terus melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi. Dalam pernyataannya, Katz juga menegaskan niat untuk menargetkan pemimpin Houthi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, Yahya Sinwar, dan pemimpin Hizbullah, Nasrallah.
Katz menambahkan bahwa siapa pun yang berani melawan Israel akan menghadapi konsekuensi serius. Ia menegaskan bahwa tangan mereka yang menentang Israel akan “dipotong”, dan mereka akan dihantam dengan keras. Pernyataan ini menunjukkan sikap Israel yang tidak akan berkompromi terhadap ancaman dari kelompok militan.
Pernyataan Katz di Kementerian Pertahanan menandai pengakuan publik pertama bahwa Israel terlibat dalam pembunuhan Ismail Haniyeh pada akhir Juli di Teheran, ibu kota Iran. Sebelumnya, Israel tidak pernah secara resmi mengakui keterlibatan dalam pembunuhan tersebut, meskipun Iran dan Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas kematian pemimpin politik Hamas itu.
Ismail Haniyeh, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam upaya negosiasi gencatan senjata Hamas di Gaza, tewas di sebuah wisma di Teheran pada 31 Juli. Laporan menyebutkan bahwa kematiannya disebabkan oleh alat peledak yang dipasang oleh agen Israel beberapa minggu sebelumnya. Sehari sebelum kematiannya, Haniyeh sempat menghadiri pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Pada 27 September, Israel melancarkan serangan yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Nasrallah, dalam pemboman di Beirut. Serangan ini diikuti dengan pembunuhan penerus Haniyeh, Yahya Sinwar, pada 16 Oktober di Gaza. Pejabat Israel menuduh Sinwar sebagai dalang serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu konflik berkepanjangan di Jalur Gaza.
