Tel Aviv – Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyampaikan kepada sekutu-sekutu barat, termasuk Inggris dan Prancis, bahwa Israel mengharapkan mereka untuk menyerang Iran jika Teheran melancarkan serangan balasan ke wilayah Israel.
Pada saat pernyataan tersebut, Lammy dan Sejourne sedang melakukan kunjungan luar negeri ke Israel. Fokus utama kunjungan mereka adalah meredakan ketegangan di wilayah tersebut dan melobi kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Sumber pemerintah Inggris mengungkapkan kepada The Times bahwa “sangat tidak mungkin” Inggris akan berpartisipasi dalam serangan langsung terhadap Iran. Namun, Inggris akan tetap membela Israel jika terjadi serangan.
Partisipasi Inggris dalam membela Israel dapat menggambarkan respons terhadap serangan balasan Iran pada bulan April lalu. Saat itu, beberapa negara barat, termasuk Amerika Serikat, membantu Israel menembak jatuh sejumlah pesawat nirawak yang diluncurkan ke Israel.
Komentar Menlu Israel, Katz muncul saat para negosiator di Doha sudah menyelesaikan hari kedua putaran terakhir perundingan gencatan senjata di hari Jumat. AS, Qatar, dan Mesir merilis pernyataan bersama yang menggambarkan perundingan tersebut sebagai produktif. Mereka juga menyatakan bahwa “proposal penghubung” diajukan kepada kedua belah pihak untuk mempersempit kesenjangan antara Israel dan Hamas.
Pernyataan Hamas mengacu pada ketentuan bahwa Israel akan mempertahankan kendali atas zona penyangga antara Gaza dan Mesir. Selain itu, Israel akan diizinkan untuk memeriksa warga Palestina yang kembali ke Gaza utara untuk mencari senjata apa pun. Sumber-sumber tersebut mengatakan kepada MEE bahwa “Hamas dengan tegas menolak persyaratan Netanyahu.”
Ancaman pembalasan Iran terhadap Israel terus membayangi. Awal bulan ini, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh saat berkunjung ke Teheran, dalam apa yang digambarkan gerakan Palestina tersebut sebagai serangan Israel. Iran telah berjanji untuk menanggapi serangan tersebut. Namun, meskipun ada laporan AS bahwa serangan Iran terhadap Israel akan segera terjadi, beberapa pekan telah berlalu tanpa adanya serangan semacam itu.
Ancaman eskalasi besar-besaran di perbatasan Lebanon-Israel juga tetap ada setelah Israel membunuh seorang komandan senior Hizbullah di Beirut beberapa hari sebelum pembunuhan Haniyeh. Hizbullah merilis video pada Jumat pagi yang menunjukkan apa yang tampaknya merupakan fasilitas peluncuran rudal bawah tanah yang dikembangkan bersama dengan jaringan terowongan yang luas.
