Gaza – Kekejaman yang dilakukan oleh Israel di Gaza terus menuai kecaman. Serangan yang dianggap brutal ini seolah menunjukkan komitmen Israel untuk melanjutkan tindakan genosida terhadap warga Palestina. Berdasarkan laporan dari AFP pada Sabtu (4/1/2025), serangan tersebut telah merenggut nyawa 16 orang, termasuk beberapa anak-anak.
Serangan mematikan ini terjadi di beberapa lokasi di Gaza. Di Kota Gaza, serangan terfokus di kamp pengungsi Maghazi yang terletak di pusat kota. Selain itu, kota Rafah yang berada di bagian selatan juga menjadi sasaran, seperti yang disampaikan oleh Mahmud Bassal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza.
Menurut keterangan Bassal, korban tewas tersebar di berbagai wilayah, termasuk Gaza utara dan tengah. Dua korban di antaranya berasal dari wilayah selatan. Di lingkungan Zietun, Kota Gaza, tiga anak menjadi korban tewas akibat penembakan Israel. Sementara itu, serangan udara di wilayah selatan Rafah menewaskan dua orang, sebagaimana dilaporkan oleh Pertahanan Sipil.
Serangan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menambah penderitaan warga sipil di Gaza. Banyak keluarga kehilangan anggota keluarga mereka, dan anak-anak menjadi saksi dari kekerasan yang terus berlanjut. Situasi ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, yang sudah lama terjebak dalam konflik berkepanjangan.
Kekerasan yang terjadi di Gaza memicu reaksi dari berbagai pihak di dunia internasional. Banyak negara dan organisasi kemanusiaan menyerukan agar kekerasan ini segera dihentikan dan menuntut adanya perlindungan bagi warga sipil. Namun, hingga saat ini, upaya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan masih menghadapi banyak tantangan.
