Jakarta – Pemerintah Israel telah secara resmi memberitahukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai keputusannya untuk memutuskan hubungan dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Langkah ini menandai babak baru dalam hubungan yang telah lama tegang antara Israel dan badan PBB tersebut.
Bulan lalu, parlemen Israel menyetujui proposal untuk menutup operasi UNRWA di wilayah Israel dan Yerusalem Timur yang diduduki. Keputusan ini diambil meskipun ada kecaman keras dari masyarakat internasional, termasuk dari sekutu dekat Israel, Amerika Serikat. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak kemanusiaan yang signifikan, terutama di wilayah Gaza.
Selama lebih dari tujuh dekade, UNRWA telah memberikan bantuan vital dan dukungan kepada pengungsi Palestina di berbagai wilayah. Badan ini memainkan peran penting dalam menyediakan pendidikan, layanan kesehatan, dan bantuan darurat. Para ahli memperingatkan bahwa larangan terhadap UNRWA dapat menjadi pukulan telak bagi upaya kemanusiaan di Gaza, yang sudah menghadapi tantangan besar.
Meskipun demikian, Menteri Luar Negeri Israel, Katz, menepis kekhawatiran tersebut dengan menyatakan bahwa hanya sebagian kecil dari bantuan UNRWA yang dikirim ke Gaza. Sebelumnya, pada Januari lalu, Israel menuduh sejumlah karyawan UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut memicu konflik paling mematikan di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Otoritas Israel mengklaim bahwa serangkaian penyelidikan telah menemukan beberapa “masalah terkait netralitas” di dalam UNRWA.
