Tel Aviv – Militer Israel baru-baru ini mengeluarkan instruksi evakuasi terbaru yang ditujukan kepada warga sipil Lebanon. Instruksi ini meminta mereka untuk tidak memasuki laut atau berada di area pantai di wilayah selatan Lebanon. Langkah ini mengindikasikan bahwa militer Tel Aviv akan memulai operasi melawan kelompok Hizbullah dari area maritim.
Kolonel Avichay Adraee, juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) khusus bahasa Arab, mengumumkan instruksi evakuasi ini pada Senin (7/10) malam waktu setempat, seperti dilaporkan oleh The Times of Israel dan The National pada Selasa (8/10/2024).
Instruksi evakuasi tersebut meminta warga sipil Lebanon untuk menjauhi tepi pantai dan laut yang membentang sepanjang 60 kilometer di sepanjang Laut Mediterania. Dalam pengumumannya, Adraee menyebutkan bahwa “peringatan mendesak” ini berlaku bagi orang-orang yang sedang berlibur, para pengunjung pantai, dan siapa pun yang menggunakan kapal untuk memancing atau keperluan lainnya dari Sungai Awali, yang terletak di utara Sidon, ke arah selatan Lebanon.
Adraee juga menyatakan bahwa Angkatan Laut Israel akan segera memulai operasi melawan Hizbullah di area tersebut. Instruksi evakuasi ini, menurut The National, secara efektif memisahkan sepertiga wilayah selatan negara itu dari seluruh wilayah Lebanon.
Militer Israel terus melancarkan serangan udara dan operasi darat di wilayah selatan Lebanon, yang diklaim fokus melawan Hizbullah. Pada Senin (7/10), Tel Aviv mengumumkan bahwa pasukannya telah melancarkan 120 serangan “dalam satu jam” terhadap beberapa posisi keberadaan Hizbullah di Lebanon bagian selatan.
Selain itu, militer Israel juga mengumumkan penambahan pasukan dalam operasi darat di dalam wilayah Lebanon, dekat perbatasan. Tel Aviv telah menyatakan bahwa operasi darat mereka di Lebanon dilakukan secara “terlokalisasi, terbatas, dan tepat sasaran”, namun skalanya hingga saat ini terus meningkat sejak pekan lalu.
Terkait operasi darat tersebut, militer Israel menyatakan bahwa dua tentaranya telah tewas dalam pertempuran melawan Hizbullah di Lebanon. Dengan demikian, jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel di wilayah Lebanon sejauh ini bertambah menjadi 11 orang.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan puluhan kematian baru, termasuk 10 petugas pemadam kebakaran yang tewas akibat serangan udara yang menghantam sebuah gedung di area perbatasan.
Sejak kelompok Hizbullah dan militer Israel terlibat dalam serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza setahun lalu, total sekitar 2.000 orang telah tewas di Lebanon. Hizbullah menyebut rentetan serangannya terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina dan Hamas.