Israel Tumbangkan Ribuan Pohon Zaitun dan Ancam Ribuan Warga Palestina di Tepi Barat

Husni Rachma
3 Min Read

HALUAN.CO – Ribuan pohon zaitun di desa Al Mughayyir, Tepi Barat, dihancurkan oleh buldoser Israel pada Minggu (24/8/2025), dalam sebuah operasi yang berlangsung di bawah pengawasan militer, sebagaimana dilaporkan jurnalis AFP di lapangan.

Tanaman zaitun yang menjadi simbol penting ekonomi dan budaya lokal menjadi sasaran, memicu ketegangan lebih lanjut antara petani Palestina dan pemukim Israel.

Abdelatif Mohammed Abu Aliya, seorang petani, menyatakan kehilangan seluruh pohon zaitun berusia puluhan tahun di lahan miliknya.

“Mereka mencabut dan meratakannya seluruhnya dengan dalih palsu,” katanya. Ia menyebut warga kini berupaya menanam ulang pohon-pohon tersebut.

Laporan fotografer AFP menunjukkan pemandangan tragis dengan pohon-pohon tumbang dan buldoser berlalu-lalang, termasuk yang membawa bendera Israel. Kendaraan militer juga terlihat di sekitar lokasi.

“Tujuannya adalah mengendalikan dan memaksa orang-orang untuk pergi. Ini baru permulaan, dan akan meluas ke seluruh Tepi Barat,” ungkap Ghassan Abu Aliya, pemimpin asosiasi pertanian setempat.

Warga menyebut aktivitas penghancuran telah berlangsung sejak Kamis lalu. Laporan dari NGO Palestina menyatakan 14 warga ditahan dalam beberapa hari terakhir.

Berita Lainnya  Rusia Menolak Mentah-mentah Proposal Damai Trump untuk Ukraina!

Menurut militer Israel, operasi ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan penembakan di sekitar desa. Mereka mengeklaim telah menangkap pelaku utama dari Al Mughayyir.

Insiden sebelumnya juga mencatat bahwa seorang remaja Palestina tewas ditembak tentara Israel, yang disebut menanggapi aksi lempar batu. Namun demikian, kematian pemuda itu tak dikaitkan langsung dengan pernyataan resmi mereka.

Dalam video yang tersebar di media Israel, komandan militer Avi Bluth menyampaikan ancaman serius terhadap desa-desa Palestina.

“Setiap desa dan setiap ‘musuh’ membayar harga yang mahal atas serangan terhadap warga Israel,” ungkapnya

Bluth juga menyinggung kemungkinan diberlakukannya jam malam dan pengepungan sebagai bagian dari strategi pencegahan.

Kekerasan di Tepi Barat meningkat sejak konflik Gaza pecah pada Oktober 2023. Otoritas Palestina mencatat hampir 1.000 korban tewas, sedangkan data Israel menunjukkan 36 warganya tewas dalam konflik di wilayah tersebut.

Berita Lainnya  Keuntungan dan Kerugian Gabung BRICS: Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Pemerintah Yerusalem menyatakan bahwa pembangunan permukiman baru Israel dapat menggusur paksa sekitar 7.000 warga Palestina. Proyek E1, yang diloloskan oleh Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mencakup pembangunan hampir 7.000 unit rumah bagi pemukim Yahudi di sekitar Ma’ale Adumim.

Rencana ini dianggap akan memutus kesinambungan wilayah Palestina dan berdampak langsung terhadap 22 komunitas Badui. Komunitas Jabal Al Baba dan Wadi Jamil disebut sebagai wilayah yang terancam terisolasi.

PBB kembali menegaskan bahwa proyek pemukiman di wilayah pendudukan merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

TAGGED:
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *