Jakarta – Ketegangan diplomatik antara Vatikan dan Israel semakin memanas setelah Paus Fransiskus melontarkan kritik tajam terhadap serangan militer Israel di Gaza. Uskup Agung Adolfo Tito Yllana, Duta Besar Vatikan, dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Israel untuk bertemu dengan Direktur Jenderal Eyal Bar-Tal pada Selasa (24/12). Pertemuan ini diadakan menyusul pernyataan Paus yang menyoroti kekejaman serangan tersebut.
Menjelang perayaan Natal, Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza. Dalam pernyataannya, Paus menekankan pentingnya menghentikan kekerasan dan menyoroti tingginya jumlah korban sipil akibat serangan udara Israel. Pernyataan ini menambah ketegangan antara Vatikan dan Israel, meskipun tidak ada teguran resmi yang diberikan kepada Uskup Agung Yllana.
Dalam bukunya yang diterbitkan bulan lalu, Paus Fransiskus menyatakan bahwa tuduhan genosida yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap Palestina harus diselidiki dengan seksama. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari pihak Israel. Pemerintah Israel menolak tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa kelompok militan Palestina, Hamas, menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dalam konflik ini.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa operasi militer di Gaza akan terus berlanjut hingga ancaman dari Hamas dapat dihilangkan sepenuhnya. Netanyahu menekankan bahwa tindakan militer ini diperlukan untuk melindungi keamanan Israel dari serangan kelompok militan.
Sejak dimulainya serangan pada 7 Oktober 2023, lebih dari 45.000 orang dilaporkan tewas di Gaza. Hampir 90 persen penduduk di daerah kantong Palestina tersebut telah mengungsi akibat konflik yang berkepanjangan. Serangan ini dipicu oleh serangan mendadak yang dilakukan oleh Hamas dan sekutunya ke kota-kota di Israel.