Jakarta – Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengungkapkan bahwa Jakarta akan melepas statusnya sebagai ibu kota negara. Dalam dua dekade mendatang, Jakarta akan memperkuat perannya sebagai kota global dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara.
Heru Budi Hartono menyatakan bahwa untuk mewujudkan visi Jakarta sebagai kota global, diperlukan anggaran sekitar Rp 600 triliun. Pembangunan di Jakarta harus terus dipercepat untuk mencapai tujuan ini. “Ekonomi harus tetap tumbuh untuk menjaga pertumbuhan inflasi,” ujar Heru kepada Tempo melalui asistennya pada Sabtu, 7 September 2024.
Selain fokus pada pertumbuhan ekonomi, Heru menekankan pentingnya menjaga kenyamanan kota. Ini termasuk penambahan ruang terbuka hijau dan penyediaan transportasi umum yang nyaman. “Kenyamanan kota harus terjaga,” tambahnya.
Heru juga menekankan perlunya memperbanyak event internasional di Jakarta, seperti event olahraga, pertemuan internasional, dan menjaga keamanan. “Investasi harus terus tumbuh,” tegasnya.
Wacana Jakarta sebagai kota global kembali digaungkan oleh Heru Budi dalam pembukaan Jakarta Investment Festival di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat, 6 September 2024. Peralihan Jakarta menjadi kota global ini terjadi setelah pemerintah pusat memutuskan untuk memindahkan status ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Untuk membawa Jakarta menjadi kota global dan pusat pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, Jakarta membutuhkan ratusan triliun rupiah. “Untuk mewujudkannya, Jakarta memerlukan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan anggaran kurang lebih Rp 600 triliun,” ujar Heru.
Heru Budi juga menekankan bahwa pemerintah provinsi memerlukan sokongan investasi dari dalam maupun luar negeri. Pada periode triwulan II-2024, jumlah realisasi investasi kumulatif Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Jakarta mencapai Rp 62 triliun.