Jakarta – Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, mengungkapkan bahwa penolakan terhadap bakal calon gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil, adalah fenomena yang wajar. Dalam setiap Pilkada, pro dan kontra selalu hadir sebagai bagian dari dinamika demokrasi.
Menurut JK, penolakan dan penerimaan dari masyarakat adalah bagian integral dari proses demokrasi dalam memilih pemimpin. Ia juga mengimbau masyarakat untuk memilih pemimpin yang dianggap paling mampu membawa perubahan positif.
Ridwan Kamil sebelumnya menghadapi penolakan dari sejumlah warga Jakarta. Salah satu insiden penolakan terjadi saat acara haul Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad (Mbah Priok) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis, 5 September 2024. Selain itu, Ridwan juga belum mendapatkan dukungan dari kelompok suporter JakMania.
Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa dirinya sudah berpengalaman menghadapi penolakan dalam pemilihan kepala daerah. Pengalaman ini ia dapatkan saat mengikuti dua Pilkada sebelumnya.
Menurut Ridwan, tidak ada pemimpin yang bisa disukai oleh semua orang. Namun, ia bertekad untuk berjuang menaklukkan hati masyarakat dengan menawarkan berbagai gagasan dan solusi untuk mengatasi masalah Jakarta. Ridwan Kamil yakin bahwa dengan pendekatan ini, masyarakat akan luluh dan mendukungnya.
Ridwan Kamil menyadari bahwa untuk mendapatkan dukungan, ia harus mampu menawarkan solusi konkret untuk masalah-masalah yang dihadapi Jakarta. Oleh karena itu, ia berencana untuk memaparkan berbagai gagasan inovatif yang dapat membawa perubahan positif bagi ibu kota.
Dengan pengalaman dan strategi yang matang, Ridwan Kamil optimis dapat meraih dukungan dari masyarakat Jakarta. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan komitmen untuk memperbaiki kota, ia dapat memenangkan hati warga dan menjadi pemimpin yang diinginkan.