Jakarta – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, akhirnya angkat bicara terkait spekulasi yang beredar mengenai kemungkinan transformasi kelompok relawan pendukungnya, Projo, menjadi partai politik. Pernyataan ini dilontarkan oleh Jokowi usai menikmati sarapan pagi di warung makan Soto Triwindu Solo, Jawa Tengah, pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Sebagai mantan Wali Kota Solo selama dua periode, Jokowi menegaskan bahwa keputusan mengenai masa depan Projo sepenuhnya diserahkan kepada organisasi tersebut. Ketika ditanya lebih lanjut mengenai harapannya terhadap Projo, apakah akan menjadi partai politik atau tetap sebagai kelompok relawan, Jokowi memilih untuk tidak campur tangan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Projo.
Wacana mengenai perubahan Projo dari organisasi masyarakat menjadi partai politik pertama kali diungkapkan oleh Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Projo, Panel Barus. Panel menyatakan bahwa pembahasan mengenai perubahan bentuk Projo akan menjadi salah satu topik utama dalam Kongres ke-3 Projo yang akan datang.
Panel Barus menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kapasitas untuk memutuskan perubahan bentuk Projo menjadi partai politik. Menurutnya, keputusan tersebut harus melalui proses diskusi panjang, tukar ide, dan gagasan selama pelaksanaan Kongres ke-3 nanti.
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, juga pernah mengungkapkan wacana ini pada Agustus lalu. Budi Arie menyatakan bahwa rencana tersebut akan dibahas dalam kongres ke-3 Projo yang direncanakan berlangsung pada September 2024. Namun, hingga saat ini, kongres ketiga Projo belum terlaksana, menimbulkan pertanyaan mengenai kelanjutan rencana tersebut.