Jakarta – Presiden Joko Widodo telah menghubungi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon, menyusul serangan Israel ke wilayah tersebut.
Militer Israel mengumumkan telah menyerang sekitar 1.600 target Hizbullah pada Senin, 23 September 2024, yang mengakibatkan kematian sejumlah besar militan. Serangan berlanjut pada Selasa pagi, 24 September 2024.
Serangan dengan perangkat komunikasi nirkabel tersebut menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai ribuan warga Lebanon. Sekitar 400 orang dalam kondisi kritis akibat kehilangan anggota tubuh dan luka parah lainnya. Menurut Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, lebih dari 560 korban, termasuk 95 perempuan dan 50 anak-anak, tewas dan 1.835 lainnya luka-luka.
KBRI Beirut sudah menjalin komunikasi dengan simpul-simpul WNI di Lebanon. Berdasarkan data dari Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, terdapat 152 WNI yang menetap di Lebanon.
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di wilayah Israel, KBRI Beirut menetapkan Siaga 1 di Wilayah Lebanon Selatan pada 10 Oktober 2023 dan meningkatkan status Siaga 1 di seluruh Wilayah Lebanon sejak 4 Agustus 2024. Awal penetapan Siaga 1, KBRI sudah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dalam tiga tahap gelombang. Sebagian besar WNI lainnya memilih tetap tinggal di Lebanon.
Pada keterangan di IKN pada Rabu, Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon. Jokowi mengajak semua negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan respons cepat atas tindakan Israel.
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan sidang darurat pada Rabu, 25 September 2024, untuk membahas peningkatan ketegangan di Lebanon akibat serangan udara Israel yang kedua kalinya dalam sepekan. Misi Permanen Slovenia menjelaskan sesi itu akan berlangsung pada Rabu pukul 6 sore waktu setempat.