Jakarta – Presiden Joko Widodo, yang lebih akrab disapa Jokowi, menegaskan bahwa proses seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepenuhnya berada di bawah kendali panitia seleksi (Pansel) KPK. Pernyataan ini disampaikan Jokowi sebagai respons terhadap berbagai isu yang beredar, yang menyebutkan adanya tekanan dari pihak luar agar dirinya mencoret nama Johan Budi, mantan politikus PDIP, dari daftar calon pimpinan lembaga antirasuah tersebut.
Jokowi dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan intervensi apapun dalam proses pemilihan calon pimpinan KPK. Hal ini untuk menjawab spekulasi yang berkembang mengenai keterlibatan pihak luar dalam mempengaruhi keputusan Pansel.
Johan Budi, yang dikenal sebagai salah satu kandidat kuat untuk posisi pimpinan KPK, sempat masuk dalam daftar sepuluh besar calon pimpinan yang lolos seleksi. Informasi ini diperoleh dari dua narasumber yang dekat dengan panitia seleksi serta seorang sahabat Presiden Jokowi. Namun, menjelang finalisasi daftar sepuluh besar, nama Johan Budi tiba-tiba dicoret.
Menurut informasi yang beredar, kubu Prabowo Subianto diduga meminta agar nama Johan Budi tidak dimasukkan dalam daftar yang akan diserahkan kepada presiden. Dua orang yang dekat dengan Prabowo, berdasarkan sumber yang sama, dikabarkan menghubungi panitia seleksi untuk memastikan nama Johan tidak lolos. Johan dianggap lebih dekat dengan Jokowi dibandingkan dengan Prabowo, mengingat perannya sebagai juru bicara presiden dari tahun 2016 hingga 2019 dan kedekatannya dengan PDIP.
Menanggapi isu tersebut, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membantah adanya intervensi dari pihak yang dekat dengan Prabowo terhadap Pansel KPK. Dasco menegaskan bahwa tidak ada komunikasi apapun dari pihak mereka yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan panitia seleksi.