Jakarta – Presiden Joko Widodo menilai bahwa proses panjang pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, oleh TNI/Polri telah dilakukan dengan baik. Jokowi mengapresiasi langkah tersebut yang dilakukan tanpa menggunakan kekerasan.
Jokowi menyatakan bahwa Mehrtens akan dibawa dari Yuguru, salah satu kampung di Distrik Meborok, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum diterbangkan kembali ke negaranya.
Presiden tidak bersedia mengelaborasi lebih lanjut mengenai titik balik dalam diplomasi pembebasan pilot Susi Air tersebut. Namun, ia menekankan bahwa proses negosiasi telah dilakukan. Dalam kesempatan yang sama, Jokowi menyatakan bahwa sebagai bentuk evaluasi, ia akan melibatkan aparat dalam seluruh kegiatan di Papua.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membebaskan Mehrtens setelah menjadi sandera selama 20 bulan di tanah Papua. Philip disandera ketika mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, pada Februari 2023.
Mehrtens, seorang pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, disandera setelah mendaratkan pesawat jenis Pilatus Porter di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, pada 7 Februari 2023. Penyanderaan dilakukan oleh milisi TPNPB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Kepala Operasi Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhan, mengonfirmasi bahwa Philip telah berada di Markas Komando Brigade Mobil Batalyon B/Timika dalam keadaan baik-baik saja.
Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit, Mehrtens akan diterbangkan kembali ke negaranya. Proses ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menangani kasus penyanderaan dengan pendekatan yang mengedepankan negosiasi dan tanpa kekerasan.
Sebagai bagian dari evaluasi, Presiden Jokowi menegaskan akan melibatkan aparat dalam seluruh kegiatan di Papua untuk memastikan keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut. Langkah tersebut diharapkan dapat mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
