Jakarta – Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah mengumumkan program Asta Cita atau delapan harapan yang akan menjadi panduan mereka dalam memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan. Program ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi bangsa dan negara.
Program Asta Cita pertama kali disebut oleh calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mukhamad Misbakhun, saat mengikuti Fit and Proper Test. Misbakhun menekankan bahwa pemeriksaan lembaga audit harus didasarkan pada Asta Cita yang telah dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Asta Cita Prabowo disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mendaftarkan diri sebagai bakal calon presiden bersama pendampingnya, Gibran, pada Rabu, 25 Oktober 2023. Pasangan ini memiliki visi “Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045”.
Pada Rabu, 25 Oktober 2023, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Dengan visi “Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045”, Prabowo-Gibran berkomitmen untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Selama sepuluh tahun menjabat sebagai kepala negara, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengusung Nawacita atau sembilan agenda. Nawacita ini disusun oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pilpres 2014, saat PDIP mengusung Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Pada Pilpres 2019, Jokowi tetap melanjutkan sembilan agenda ini.
Dalam visi-misi yang digarap oleh PDIP, sembilan agenda pokok tersebut bertujuan untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Presiden Pertama RI, Sukarno, yang dikenal dengan istilah Trisakti. Trisakti mencakup tiga pilar utama: berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.