Jakarta – Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Joao Xavier Barreto Nunes, menyatakan kesiapannya untuk membina Yohanes Ande Kalla, atau yang lebih dikenal sebagai Joni, pemanjat tiang bendera merah putih yang viral, agar dapat lolos seleksi menjadi prajurit TNI. Pembinaan ini termasuk upaya terapi tinggi badan.
Pernyataan ini disampaikan Brigjen Nunes saat bertemu dengan Joni di Makorem 161/Wirasakti Kupang. Pertemuan ini terjadi setelah Joni dinyatakan tidak lolos seleksi masuk TNI AD karena tinggi badannya yang tidak memenuhi syarat.
Brigjen Nunes menjelaskan bahwa Joni sebenarnya memiliki keinginan kuat untuk menjadi prajurit TNI AD. Namun, setelah dirinya terkenal, tidak ada yang membina Joni sejak dini untuk mempersiapkan dirinya menjadi seorang prajurit TNI.
Komandan Korem 161/Wirasakti itu mengaku baru bertemu dengan Joni pada Maret 2024. Saat itu, Brigjen Nunes sudah berpesan kepada Joni bahwa jika ingin menjadi prajurit TNI, maka harus mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari.
Brigjen Nunes juga menyebutkan bahwa selama 1,5 bulan terakhir, Dandim Belu telah berusaha membantu dan mendidik Joni. Namun, hasilnya belum signifikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan Joni dapat memenuhi syarat tinggi badan yang ditetapkan.
Jika Joni tidak lulus tes Bintara karena tinggi badan, Brigjen Nunes menyatakan bahwa Joni akan disiapkan untuk mengikuti tes di Universitas Pertahanan melalui jalur khusus untuk tes kejuruan atau keahlian pada akhir Agustus 2024.
Menurut Brigjen Nunes, menjadi tentara tidak selalu harus berada di medan perang. Ada banyak bidang lain di TNI yang membutuhkan keahlian khusus. Oleh karena itu, Joni akan diberikan terapi khusus untuk meningkatkan tinggi badannya beberapa centimeter sehingga kelak bisa lolos masuk TNI.
Sementara itu, Joni mengaku akan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes masuk TNI berikutnya di Universitas Pertahanan. Dia menegaskan bahwa yang terpenting baginya adalah bisa menjadi tentara.
