Jakarta – Kepala Presidential Communication Officer (PCO) Hasan Nasbi merespons polemik dugaan gratifikasi yang dituduhkan kepada Putra Bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep. Hasan menilai bahwa respons publik terhadap tuduhan tersebut seakan menyudutkan Kaesang, padahal Kaesang bukan merupakan penyelenggara negara.
Hasan kemudian menyinggung Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, yang kerap menggunakan jet pribadi. Menurut Hasan, dalam kurun waktu tersebut, Megawati masih tercatat sebagai ibu dari Puan Maharani yang menjabat sebagai Menko PMK hingga Ketua DPR RI. Posisi ini, menurut Hasan, mirip dengan Kaesang yang saat ini tercatat sebagai putra Presiden yang merupakan penyelenggara negara.
Hasan juga menyebut bahwa Mahfud MD telah mengakui ke publik bahwa ia kerap naik jet pribadi milik Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla. Oleh sebab itu, Hasan menilai kondisi Kaesang dijadikan “trial by the press” alias peradilan sepihak yang digunakan oleh media massa dengan memberikan berita terus menerus sehingga membawa opini publik untuk menghakimi pihak yang dianggap bersalah padahal proses perkara belumlah rampung atau berkekuatan hukum tetap.
Hasan juga menyoroti bahwa ada beberapa pihak yang membenci Kaesang dan keluarga Presiden Jokowi, sehingga mereka menjadikan momentum ini untuk mengglorifikasi kebencian mereka. Lebih lanjut, Hasan mengklaim bahwa Kaesang sudah berupaya menjalani gaya hidup sewajarnya dan tidak bermewah-mewahan. Sebagai bukti, Hasan menyebut bahwa Mendag Zulkifli Hasan hingga Direktur TVRI sempat satu perjalanan dengan Kaesang.
Pada 18 Agustus, sesudah Kaesang merayakan HUT RI di IKN Kalimantan Timur, Kaesang pulang menaiki pesawat komersial dan duduk di kursi ekonomi. Sementara di kelas bisnis ada beberapa menteri hingga Direktur TVRI. Hasan menegaskan bahwa jika Kaesang menyukai gaya hidup hedonisme, ia bisa saja meminta temannya untuk menjemputnya dengan pesawat jet.
Mengenai perjalanan Kaesang ke Amerika Serikat, Hasan menekankan bahwa Kaesang sebelumnyanya ingin bertolak ke Negeri Paman Sam pada 20 Agustus. Namun, teman Kaesang mengajak untuk bergabung bersama pada 18 Agustus.