Philadelphia – Debat capres Amerika Serikat (AS) perdana antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump berlangsung dengan serangan verbal yang intens. Harris menegaskan bahwa para pemimpin dunia selama ini menertawakan Trump.
Harris pun mengatakan bahwa para pemimpin militer yang pernah bekerja dengan Trump menganggapnya sebagai “aib”. Pernyataan ini menyoroti pandangan negatif dari kalangan militer terhadap mantan Presiden AS tersebut.
Lebih lanjut, Harris juga berpendapat bahwa Trump tidak memiliki “temperamen atau kemampuan untuk tidak merasa bingung dengan fakta”. Pernyataan ini merujuk pada penolakan Trump terhadap kekalahannya dari Presiden Joe Biden dalam pilpres tahun 2020 lalu. Harris menekankan bahwa sikap Trump yang tidak menerima kekalahan tersebut menunjukkan ketidakmampuannya dalam menghadapi kenyataan.
Pernyataan Harris juga merujuk pada klaim-klaim Trump terkait kasus-kasus pidana yang menjerat dirinya. Trump pernah menyebut bahwa kasus-kasus tersebut adalah “senjata” Departemen Kehakiman AS di bawah pemerintahan Biden. Harris menilai bahwa klaim ini adalah upaya Trump untuk mengalihkan perhatian dari masalah hukum yang dihadapinya.
Tidak hanya itu, Harris dalam pernyataannya juga menilai Trump mudah dimanipulasi oleh beberapa pemimpin terburuk di dunia. Kritik ini menunjukkan pandangan Harris bahwa Trump tidak memiliki kemampuan untuk berdiri teguh dalam menghadapi tekanan dari pemimpin-pemimpin dunia yang memiliki agenda negatif.
Harris tampil menyerang sejak menit awal debat capres yang digelar pada Selasa (10/9) malam waktu AS. Dia membahas mengenai “warisan” buruk yang ditinggalkan oleh Trump pada periode pertama kepresidenannya. Harris menyoroti berbagai kebijakan dan tindakan Trump yang menurutnya telah merusak reputasi dan posisi AS di mata dunia.
