Jakarta – Pada Kamis, 22 Agustus 2024, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris secara resmi menerima pencalonan sebagai presiden dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden AS yang akan digelar pada 5 November 2024. Dalam pencalonannya, Harris mendapat banyak seruan untuk menghentikan perang Gaza.
Harris, yang kini berusia 59 tahun, sedang berupaya mendefinisikan dirinya di mata rakyat Amerika Serikat. Bersama dengan Donald Trump, Harris memasuki 11 minggu terakhir masa kampanye. Dalam kampanyenya, Harris berjanji akan berpihak pada Israel, membebaskan para sandera di Gaza, dan mengakhiri perang Gaza.
Harris mengakui bahwa apa yang terjadi di Gaza dalam 10 bulan terakhir sangat menyedihkan. Terlalu banyak nyawa tak berdosa yang hilang, orang-orang melarikan diri karena kelaparan, dan mencari tempat yang aman. Skala penderitaan di Gaza sangat menyedihkan.
Menurut Harris, dia dan Presiden Joe Biden sedang berusaha untuk mengakhiri perang Gaza. Upaya tersebut termasuk menjaga keamanan Israel, membebaskan para sandera, mengakhiri penderitaan warga Gaza, dan membangun kesadaran bahwa warga Palestina memiliki hak untuk hidup bermartabat, hidup dalam lingkungan yang aman, bebas, dan bisa menentukan nasib sendiri.
Harris muncul sebagai kandidat calon presiden dari Partai Demokrat lebih dari sebulan lalu ketika Biden, yang kini berusia 81 tahun, memutuskan untuk mengundurkan diri setelah banyak desakan yang memintanya mundur. Jika Harris terpilih sebagai presiden, dia akan mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang menduduki kursi tersebut.
Harris menggambarkan pemilu 5 November 2024 sebagai kesempatan berharga dan peluang untuk bangkit dari masa lalu yang pahit, keluar dari sinisme, dan pertempuran yang memecah-belah di masa lalu. Pada saat yang sama, Harris juga mencibir Trump dengan menuduhnya tidak memperjuangkan kalangan kelas menengah. Sebaliknya, Trump ingin menaikkan pajak dan menghentikan hak konstitusi untuk melakukan aborsi dengan memilih sendiri hakim di Mahkamah Agung Amerika Serikat.