Jakarta – Suatu malam yang penuh ketegangan di Korea Selatan telah menciptakan momen yang akan diingat dalam sejarah negara tersebut. Insiden ini melibatkan seorang perempuan muda yang berani menghadapi tentara bersenjata yang dikerahkan untuk menghalangi anggota parlemen memasuki Majelis Nasional.
Rekaman video yang menyebar luas di internet menampilkan Ahn Gwi-ryeong, seorang juru bicara berusia 35 tahun dari partai oposisi Partai Demokrat, yang dengan berani merebut senjata seorang tentara. Insiden ini terjadi di depan gedung parlemen setelah Presiden Yoon mengumumkan darurat militer.
Ahn, seperti banyak generasi muda Korea Selatan lainnya, merasa asing dengan istilah “darurat militer” yang terakhir kali dideklarasikan pada tahun 1979. Ketika mendengar berita tersebut, Ahn mengaku merasa panik.
Pemberlakuan darurat militer membawa dampak besar, termasuk pelarangan kegiatan politik seperti demonstrasi, pemogokan, dan aksi buruh. Selain itu, media dan penerbitan dikontrol ketat oleh pihak berwenang. Pelanggar aturan ini dapat ditangkap atau ditahan tanpa surat perintah.
Tak lama setelah deklarasi darurat militer, pemimpin oposisi Lee Jae-myung mengajak anggota parlemen untuk berkumpul di Majelis Nasional dan mengadakan pemungutan suara guna membatalkan deklarasi tersebut. Ahn, yang tiba di gedung pertemuan pada Selasa (03/12) pukul 23.00 waktu setempat, mematikan lampu gedung untuk menghindari deteksi saat helikopter berpatroli di sekitar Majelis Nasional.
Saat mencapai gedung utama, Ahn menyaksikan tentara terlibat pertikaian dengan pejabat, ajudan, dan warga. Bersama rekan-rekannya, Ahn berusaha keras mencegah pasukan memasuki gedung utama, tempat pemungutan suara akan diadakan. Mereka mengunci pintu dari dalam dan menumpuk perabotan serta benda berat lainnya di depan pintu.
Ketika militer mulai maju, Ahn melangkah maju dengan berani. Majelis akhirnya meloloskan resolusi yang menyerukan pencabutan darurat militer pada Rabu (04/12) sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Seluruh 190 anggota parlemen yang hadir memberikan suara untuk mencabutnya. Pada pukul 04.26, Presiden Yoon mengumumkan pembatalan keputusannya.
Setelah kekacauan mereda, Ahn sempat beristirahat sejenak di dalam gedung pertemuan. Dalam wawancara dengan BBC, Ahn mengenakan baju turtleneck hitam dan jaket kulit yang sama dengan yang dikenakannya pada malam sebelumnya. Terkadang, dia tampak diliputi emosi saat menceritakan pengalamannya.