HALUAN.CO – Media sosial kerap dianggap sebagai hiburan ringan untuk mengisi waktu luang. Namun, tanpa disadari, penggunaannya secara berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif, terutama pada kesehatan mental. Banyak orang yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk berselancar di dunia maya, hingga akhirnya merasa lelah, cemas, bahkan tertekan.
Fenomena ini semakin mengkhawatirkan ketika media sosial mulai menggantikan interaksi nyata dengan orang sekitar. Alih-alih membantu menjalin hubungan, penggunaan berlebihan justru menurunkan kualitas komunikasi dan menciptakan perasaan terasing. Jika tidak dikelola dengan baik, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko stres dalam jangka panjang.
Dampak Psikologis dari Media Sosial
Paparan media sosial secara berlebihan dapat menguras energi emosional. Konten yang memicu emosi, komentar negatif, hingga berita buruk bisa menimbulkan rasa cemas dan sedih. Tidak jarang, seseorang mengalami tekanan mental hanya karena terlibat dalam perdebatan online atau membaca hal-hal yang membuat perasaan terguncang.
Selain itu, kebiasaan mencari validasi lewat jumlah like, komentar, dan pengikut menimbulkan beban tersendiri. Ketika ekspektasi tidak terpenuhi, rasa percaya diri bisa menurun drastis. Psychology Today (2025) mencatat banyak orang terjebak dalam siklus membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, yang akhirnya memicu stres dan perasaan iri.
Hilangnya Interaksi Nyata
Salah satu dampak nyata dari penggunaan media sosial berlebihan adalah menurunnya interaksi langsung dengan keluarga maupun teman. Fokus yang teralihkan ke dunia maya membuat seseorang kehilangan waktu untuk bercengkerama atau membangun hubungan yang sehat. Hal ini berpotensi menimbulkan perasaan kesepian dan keterasingan emosional.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan untuk membangun empati juga ikut tergerus. Minimnya komunikasi tatap muka menyebabkan seseorang kesulitan memahami perasaan orang lain. Akibatnya, hubungan personal menjadi dangkal dan kurang memuaskan.
Cara Mengelola Penggunaan Media Sosial
Agar tidak terjebak dalam dampak negatif, diperlukan langkah-langkah bijak dalam menggunakan media sosial. Membatasi waktu akses, memilih konten yang lebih positif, hingga memprioritaskan aktivitas nyata seperti olahraga, membaca, atau bertemu teman adalah cara sederhana untuk mengurangi risiko stres.
Mengedepankan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata akan membantu menjaga kesehatan mental. Dengan manajemen yang tepat, media sosial tetap bisa menjadi sarana hiburan sekaligus informasi tanpa harus mengorbankan kesejahteraan psikologis.