Jakarta – Dunia terbangun dengan kabar mengejutkan bahwa Donald Trump kembali menduduki kursi Presiden Amerika Serikat, membawa Partai Republik menguasai Senat. Kemenangan ini memberikan Trump kekuatan lebih untuk mewujudkan ide-ide ekonominya menjadi undang-undang, meskipun masih harus menghadapi kendali legislatif sebagai rintangan terakhir.
Kemenangan Trump diprediksi akan membawa perubahan signifikan pada ekonomi global. Banyak dari ide ekonominya yang mengingatkan pada masa kepemimpinannya yang pertama, namun kali ini dengan pendekatan yang lebih matang dan berpengalaman. Trump berencana memberlakukan tarif 10% hingga 20% untuk semua barang impor ke AS, dan tarif lebih tinggi hingga 60% untuk produk dari Cina. Selain itu, ia berjanji untuk menghidupkan kembali industri manufaktur, memotong pajak, dan mendeportasi jutaan imigran ilegal.
Meskipun terdengar ekstrem, janji-janji kampanye Trump berhasil menarik banyak pemilih yang merasa tertekan oleh inflasi harga makanan dan perumahan. Mereka percaya bahwa ekonomi akan lebih baik di bawah kepemimpinan Trump. Kebijakan Trump tidak hanya akan mempengaruhi ekonomi AS, tetapi juga ekonomi global. Sebelum pemilihan, banyak bisnis di seluruh dunia telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan kemenangan Partai Demokrat atau Republik dengan membuat rencana darurat.
Setelah kemenangan Partai Republik, pasar saham di Asia, yang pertama kali dibuka setelah pemilihan, menunjukkan reaksi beragam. Indeks Nikkei Jepang dan S&P/ASX 200 Australia mengalami kenaikan, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan. Saham Cina Daratan tidak banyak bergerak, dan pasar Eropa relatif stabil. Di AS, pasar saham menyambut kemenangan Trump dengan optimisme dan kegelisahan. Indeks S&P 500 naik 2,4%, Dow Jones Industrial Average naik 3,4%, dan Nasdaq Composite naik 2,7%, mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu (06/11). Namun, pasar obligasi tidak mengalami kenaikan serupa, dengan imbal hasil surat utang pemerintah AS 10 tahun melonjak menuju 4,5% karena kekhawatiran defisit yang membengkak.
Trump berjanji menjadikan Amerika sebagai “ibu kota kripto di planet ini” dengan mengurangi regulasi dan lebih terbuka terhadap inovasi. Dukungan ini memberikan harapan bagi industri kripto di AS. Bitcoin, mata uang kripto paling populer, mencapai rekor lebih dari $75.000 pada hari Rabu. Banyak pendukung kripto, termasuk Elon Musk, berharap Trump terpilih kembali. Beberapa individu dan perusahaan kripto telah menyumbangkan jutaan dolar kepada Super PAC untuk mendukung kandidat pilihan mereka.
Sementara bitcoin melonjak, mata uang lain mengalami penurunan terhadap dolar AS. Uni Eropa dan negara-negara seperti Cina, Jepang, dan Meksiko khawatir tentang tarif baru. Pada hari Rabu, banyak mata uang negara ini kehilangan nilai terhadap dolar AS. Peso Meksiko mengalami penurunan terbesar dalam tiga bulan karena rentan terhadap tarif baru AS, mengingat posisinya sebagai mitra dagang terbesar AS. Dolar yang lebih mahal akan membuat barang-barang AS lebih mahal bagi negara lain dan meningkatkan harga komoditas global yang dihargai dalam dolar, seperti minyak.
Selain tantangan perdagangan dan tarif, negara-negara Eropa Timur khawatir Trump dapat melemahkan dukungan Amerika untuk NATO. Ketakutan ini, bersama dengan kekhawatiran tentang masa depan perang di Ukraina, menekan banyak mata uang Eropa Timur seperti forint Hungaria. Untuk menenangkan Trump, Eropa mungkin perlu meningkatkan pengeluaran pertahanan dan dukungan untuk Ukraina. Kebijakan Trump juga dapat menyebabkan inflasi di AS dan mempengaruhi kemampuan negara lain untuk meminjam uang.
