Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap fenomena meningkatnya penggunaan gawai oleh anak-anak usia dini. Fenomena ini dipicu oleh derasnya arus informasi, termasuk konten negatif, yang mudah diakses oleh anak-anak.
Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menegaskan bahwa isu ini menjadi perhatian serius pihaknya. Oleh karena itu, diadakan Seminar Nasional untuk mendorong para orang tua agar lebih mengawasi penggunaan gawai oleh anak-anak mereka.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepertiga anak-anak usia dini, yaitu usia 0-6 tahun, aktif menggunakan gawai. Mereka dengan mudah dapat mengakses dunia maya, yang menuntut para orang tua untuk bijak dalam memberikan metode pengasuhan yang baik.
Woro menekankan bahwa keluarga memiliki peran sentral dalam menjaga lingkungan, membimbing, dan mengawasi anak. Dukungan dari lingkungan, pendidikan, dan masyarakat luas juga sangat berpengaruh dalam proses pembentukan karakter anak.
Kemenko PMK terus menggaungkan tujuan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), yang bertujuan untuk menginternalisasi nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Sayangnya, tidak semua konten yang beredar di dunia maya berisi informasi yang baik. Informasi negatif bahkan hoaks sangat mudah diakses dan menjadi viral, yang dapat berdampak buruk pada anak-anak.
Pejabat Kemenko PMK lainnya, Warsito, menyampaikan bahwa membangun pusat pendidikan dapat dilakukan melalui empat pilar utama, yaitu keluarga, sekolah, lingkungan, dan tempat ibadah.