Haluan.co – Dalam rangka mendukung berkembangnya industri kecil dan menengah (IKM), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan program pemberdayaan serta peningkatan daya saing IKM melalui penumbuhan Wirausaha Baru (WUB).
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah seminar kewirausahaan bagi pelaku IKM dengan agenda meliputi bimbingan teknis peningkatan produksi.
Secara nasional kami telah menggelar berbagai program bimbingan teknis produksi untuk terus meningkatkan jumlah populasi WUB IKM.
Kami menargetkan 12 ribu WUB tumbuh sepanjang tahun 2023, atau lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya yakni sebanyak tiga ribu WUB, kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Kamis (15/6).
Reni mengatakan, kegiatan penumbuhan wirausaha tidak hanya ditargetkan bagi sektor yang sudah populer, tapi turut menyasar sektor yang lekat dengan potensi sumber daya bahan baku dan kearifan budaya lokal, di antaranya wirausaha IKM minuman herbal di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Untuk mendongkrak daya saing para pelaku IKM minuman herbal, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kemenperin menggelar seminar peningkatan literasi digital bagi wirausaha IKM minuman herbal di Konawe, yang dihadiri oleh kurang lebih 140 wirausaha minuman herbal di daerah tersebut.
Reni menyampaikan, peningkatan kompetensi wirausaha melalui literasi digital selaras dengan program digitalisasi dan penerapan Industri 4.0 yang digagas pemerintah sejak 2018.
Pemerintah terus meningkatkan literasi teknologi digital untuk mempersiapkan sektor industri nasional pada sektor apapun agar mampu masuk, beradaptasi, dan berkembang di era revolusi industri 4.0.
Kami terus mendorong dan mendampingi IKM melakukan transformasi ekonomi digital termasuk dalam hal pemanfaatan aset digital, e-commerce, serta teknologi dalam mendukung proses bisnis IKM, mulai dari proses untuk memperoleh bahan baku, produksi hingga pemasaran, ucap Reni.
Dirjen IKMA Kemenperin menuturkan, pengetahuan mengenai transformasi teknologi dan media digital sangat penting bagi WUB industri minuman herbal. Industri ini termasuk dalam kelompok industri pangan yang merupakan salah satu sektor industri yang high demand.
Melalui penerapan literasi digital yang tepat, para pelaku IKM minuman herbal dapat secara langsung memanfaatkan teknologi dengan efektif dan efisien, seperti penyampaian informasi produk yang cepat dan tepat, serta pasar yang tidak terbatas, tutur Reni.
Dirjen IKMA Kemenperin menambahkan, untuk terus meningkatkan jumlah WUB, pemerintah menyusun kebijakan dan perencanaan pembangunan indstri yang tepat sasaran. Menurutnya, IKM merupakan penggerak roda perekonomian nasional dengan jumlahnya yang mencapai 4,4 juta unit usaha.
Kontribusi nilai output IKM mencapai 21,17% terhadap industri pengolahan keseluruhan.
Indonesia perlu terus menumbuhkan semangat dan ekosistem wirausaha untuk meningkatkan lapangan kerja. Ini bisa datang dari sektor mana saja, bahkan saat pandemi lalu tumbuh wirausaha IKM minuman herbal yang mendulang manisnya tren hidup sehat, ucap Dirjen IKMA Kemenperin.
Selain untuk industri minuman herbal, Ditjen IKMA Kemenperin juga menggelar seminar penumbuhan wirausaha baru IKM perbengkelan roda dua di Kabupaten Konawe. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 140 wirausaha IKM perbengkelan roda dua. Materi yang diberikan adalah materi mengenai manajemen usaha serta wawasan mengenai perizinan berusaha dan permodalan.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Ditjen IKMA Dini Hanggandari mengatakan, wirausaha IKM juga perlu memiliki mental kewirausahaan dengan menguasai beragam kompetensi teknis, manajerial, serta kreativitas dan inovasi.
Kami perlu membekali WUB IKM perbengkelan roda dua dengan pengetahuan dalam hal perizinan usaha industri, kewirausahaan, hingga pembiayaan perbankan melalui KUR bagi IKM sehingga mereka bisa menjadi wirausaha yang mumpuni. Dengan menjadi seorang wirausaha, tentu mereka sangat berperan membantu pemerintah mendorong perekonomian daerah dan nasional, ujar Dini.***