Jakarta – PSS Sleman harus menelan pil pahit dengan pengurangan tiga poin di awal Liga 1 2024/2025. Hukuman ini dijatuhkan setelah PSS Sleman mengalami kekalahan 0-1 saat bertandang ke markas Persebaya Surabaya pada Minggu (11/8). Tidak hanya gagal meraih tiga poin, PSS Sleman juga harus menerima pengurangan tiga poin di awal musim ini.
Pengurangan tiga poin ini berkaitan dengan kasus yang terjadi enam tahun lalu. Karena PSS Sleman dinyatakan terlibat dalam praktik suap oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Atas pelanggaran tersebut, Komdis PSSI menjatuhkan hukuman pengurangan tiga poin pada penampilan PSS Sleman di BRI Liga 1 2024/25 serta denda sebesar Rp150 juta.
Merujuk pada Pasal 64 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan Pasal 141 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, PSS Sleman diberikan sanksi pengurangan tiga poin dan denda Rp150 juta yang berlaku dalam kompetisi BRI Liga 1 periode 2024-2025.
Dengan keputusan tersebut, PSS Sleman kini berada di posisi juru kunci dengan poin minus tiga. Hal ini menjadi pukulan telak bagi PSS Sleman dalam menjalani musim ini. PSS Sleman akan menjamu Persik Kediri di laga pekan kedua, pada hari Senin (19/8) mendatang.
Keputusan pengurangan poin ini jelas menjadi tantangan berat bagi PSS Sleman. Mereka harus berjuang ekstra keras untuk bisa bangkit dan memperbaiki posisi di klasemen. Pertandingan melawan Persik Kediri akan menjadi ujian pertama bagi PSS Sleman untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menghadapi situasi sulit ini.
Manajemen PSS Sleman dan suporter tentu merasa kecewa dengan keputusan ini. Namun, mereka diharapkan tetap memberikan dukungan penuh kepada tim agar bisa melewati masa sulit ini. Dukungan dari suporter akan sangat berarti bagi para pemain untuk tetap semangat dan berjuang di setiap pertandingan.
Meskipun menghadapi situasi yang sulit, PSS Sleman diharapkan bisa belajar dari kesalahan masa lalu dan berusaha untuk tidak mengulangi pelanggaran yang sama. Dengan kerja keras dan dukungan dari semua pihak, PSS Sleman diharapkan bisa bangkit dan kembali bersaing di Liga 1.