Jakarta – Dalam wawancara televisi formal pertamanya di NBC News, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan sejumlah pandangannya terkait isu-isu global dan domestik. Mengutip laporan dari AFP, Trump memulai wawancara dengan membahas konflik antara Ukraina dan Rusia. Ia menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya, Amerika Serikat akan mengurangi bantuan kepada Kyiv dalam upayanya melawan Moskow.
Trump juga mengulangi ancamannya untuk menarik Amerika Serikat dari keanggotaan NATO, yang telah menjadi pilar keamanan di Eropa sejak berakhirnya Perang Dunia II. Ia menegaskan bahwa sekutu-sekutu AS tidak memberikan kontribusi yang cukup untuk pertahanan mereka sendiri, sehingga menimbulkan beban yang tidak seimbang bagi Amerika Serikat.
Selanjutnya, Trump menyoroti janji kampanyenya mengenai penerapan tarif besar terhadap mitra dagang utama AS, termasuk Kanada, Meksiko, dan China. Ia berjanji bahwa tarif tersebut akan diterapkan dengan efektif untuk melindungi industri dalam negeri. Namun, Trump tidak memberikan kepastian apakah kebijakan ini akan menyebabkan kenaikan harga bagi konsumen Amerika. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak dapat memberikan jaminan apapun terkait dampak tarif tersebut.
Dalam wawancara tersebut, Trump juga menyatakan bahwa ia akan mempertimbangkan dengan cepat pemberian pengampunan bagi para pendukungnya yang dipenjara akibat penyerbuan Gedung Capitol AS pada tahun 2021. Penyerbuan ini terjadi setelah Trump mengalami kekalahan dalam pemilihan umum 2020 melawan Joe Biden. Selain itu, Trump menegaskan bahwa anggota Kongres yang menyelidiki peristiwa pemberontakan pada 6 Januari 2021 oleh para pendukungnya ‘harus masuk penjara’.
Meskipun demikian, Trump menekankan bahwa ia tidak akan secara langsung memerintahkan badan penegak hukum untuk mengadili musuh-musuh politiknya. Ia menyatakan bahwa keputusan tersebut dapat diambil oleh para pejabat yang berwenang secara independent.