Jakarta – Kecanduan judi online adalah fenomena yang nyata dan sulit untuk dihindari. Namun, seorang narasumber kami, Yandam (28), berhasil keluar dari lingkaran setan tersebut. Yandam mengaku tergiur ketika melihat temannya di warung kopi sering kali menang judi online dengan keuntungan berkali lipat dari modal yang dikeluarkan. Tergiur dengan klaim uang besar, Yandam akhirnya ikut-ikutan menaruh deposit.
Pada awalnya, Yandam merasa diuntungkan. Namun, seiring berjalannya waktu, dia mulai panik karena terus-menerus mengalami kekalahan. Win rate-nya semakin menurun, dan uang puluhan juta rupiah pun melayang dalam upaya mencari kemenangan dari kekalahan yang sudah dialami. Tidak hanya kerugian materiil, Yandam juga mengalami kerugian mental yang signifikan.
Yandam perlahan berubah menjadi pribadi yang temperamental. Setiap kali kalah, rasanya ingin membanting HP. Tidak jarang, Yandam memberanikan diri meminjam uang ke temannya, namun sering kali ditolak. Penolakan ini semakin membuatnya frustrasi.
Suatu ketika, Yandam menyadari ada yang salah dengan dirinya. Dia bertekad untuk mengakhiri semua ini. Kini, Yandam sudah jauh dari judi online, tetapi dia tahu bahwa banyak orang yang mengalami kecanduan judi online seperti dirinya dulu. Dia pun menitipkan pesan kepada orang-orang yang sedang berjuang keluar dari ‘bisikan setan’ tersebut.
Beberapa waktu lalu, dr Hari Nugroho dari Green Crescent Indonesia menjelaskan bahwa judi online mirip dengan adiksi lainnya, baik kecanduan narkoba maupun adiksi perilaku seperti kecanduan games, gadget, atau pornografi. Proses di otak memengaruhi jalur ‘reward’ seseorang.
Pembuat situs judi online sangat piawai dalam menciptakan suasana yang mendukung kecanduan dengan sistem yang mereka ciptakan. Judi online seperti slot mendesain aplikasi atau situsnya sekilas sama dengan game-game biasa yang banyak dimainkan. Di sana juga dilengkapi dengan karakter, warna, dan suara yang mirip-mirip. Dengan begitu, orang yang bermain judi merasa familiar dengan permainan tersebut.
Bagi yang kalah, mereka cenderung tidak merasa rugi karena taruhan yang disetor pertama kali juga kecil. Namun, mereka akan terus mencari kemenangan karena di awal pernah merasakan kemenangan. Inilah dampak yang tidak disadari dan nantinya akan berdampak sangat mengerikan. Akibat judi online, otak pun jadi rusak karena selalu meminta rangsangan reward yang semakin tinggi.
Pertanyaan selanjutnya adalah, ke mana harus mencari pertolongan jika seseorang sudah kecanduan judi? Kecanduan judi online masuk dalam ranah psikiatri. Di poli psikiatri, pecandu judi online biasanya akan mengikuti sesi konseling atau terapi seperti CBT (cognitive behaviour therapy). Obat mungkin saja diresepkan, tetapi hanya jika memang diperlukan, terutama jika ada komorbid gangguan jiwa.
Pertolongan bisa dicari ke sejumlah rumah sakit yang memiliki poli psikiatri, misalnya di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi. Di sana, para pecandu akan mendapatkan penanganan yang tepat untuk membantu mereka keluar dari jeratan kecanduan judi online.