HALUAN.CO – Sedikitnya 20 warga Gaza meninggal dunia dan lebih dari 30 lainnya mengalami luka dalam insiden tragis saat berebut bantuan makanan. Kejadian itu terjadi pada Selasa malam (5/8/2025) di wilayah Deir Al Balah, Gaza tengah, ketika sejumlah truk bantuan kehilangan kendali dan terbalik di tengah kerumunan massa yang kelaparan.
Mengutip laporan BBC pada Kamis (7/8/2025), sejumlah warga yang sudah berhari-hari menantikan bantuan, langsung berhamburan menuju konvoi truk yang melintas. Beberapa orang dilaporkan naik ke atas truk, menyebabkan pengemudi kehilangan kendali atas kendaraan.
Mahmoud Basal, juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, menyatakan bahwa kejadian itu terjadi di area yang dikuasai militer Israel dan menyebut kondisi jalan di lokasi sangat tidak mendukung karena bergelombang dan rusak.
Sementara itu, asosiasi angkutan swasta Gaza menyebut bahwa dari 26 truk yang masuk hari itu, enam dirampok dan empat terbalik. Peristiwa tersebut menjadi cerminan betapa gentingnya kondisi kemanusiaan di Gaza.
Kantor media Hamas menambahkan, “Ini sering mengakibatkan kerumunan yang putus asa menyerbu truk-truk (bantuan) tersebut.”
Kejadian ini bukan satu-satunya hambatan distribusi bantuan. Pada Rabu (6/8/2025), Yordania mengecam serangan terhadap konvoi bantuan mereka yang hendak memasuki Gaza. Sekitar 30 truk dicegat dan dilempari batu oleh sekelompok pemukim Israel, menurut juru bicara pemerintah Mohammad Al Momani.
“Ini membutuhkan intervensi serius dari Israel dan tidak ada kelonggaran dalam mengatasi mereka yang menghalangi konvoi ini,” tegasnya.
Krisis pangan di Gaza kini mencapai titik kritis. Kepala FAO, Qu Dongyu, memperingatkan, “Gaza kini berada di ambang kelaparan skala penuh.”
Data dari Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mencatat bahwa sejak dimulainya konflik, setidaknya 193 warga meninggal akibat kelaparan, termasuk 96 di antaranya adalah anak-anak. Lebih dari 100 organisasi kemanusiaan internasional menyalahkan Israel atas lambatnya distribusi bantuan dan hambatan logistik yang disengaja.
Meski begitu, Israel menolak klaim bahwa mereka menghalangi masuknya bantuan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan tuduhan tersebut tidak benar dan menyebutnya sebagai “klaim palsu tentang kelaparan yang disengaja.”
Di tengah desakan dunia, Israel menyatakan akan membuka koridor kemanusiaan dan melakukan “jeda taktis” militer di beberapa wilayah guna memungkinkan masuknya bantuan.
Selain itu, mereka mengizinkan sektor swasta untuk membawa sejumlah barang penting ke Gaza, seperti makanan bayi, produk sanitasi, buah dan sayuran. Langkah ini diklaim sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan pada lembaga bantuan internasional.
Selama hampir dua tahun, menurut data dari otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 61.020 warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat serangan Israel.