Jakarta – Perundingan untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas di Gaza menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kesepakatan gencatan senjata yang telah dinantikan selama 14 bulan terakhir ini diperkirakan akan segera ditandatangani dalam beberapa hari mendatang. Proses negosiasi yang berlangsung di Kairo, Mesir, menjadi titik terang bagi upaya perdamaian di kawasan tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat, bersama mediator dari Mesir dan Qatar, telah melakukan upaya diplomatik yang intensif untuk mempercepat tercapainya kesepakatan sebelum masa jabatan Presiden Joe Biden berakhir bulan depan. Keterlibatan aktif ini menunjukkan komitmen internasional dalam mencari solusi damai bagi konflik yang telah menelan banyak korban jiwa.
Menurut sumber yang terlibat dalam perundingan di Kairo, kesepakatan gencatan senjata ini tidak hanya akan menghentikan pertempuran, tetapi juga mencakup pertukaran tahanan. Para sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina yang berada di penjara Israel. Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka jalan bagi dialog lebih lanjut.
Kelompok Hamas menyatakan bahwa kesepakatan dapat tercapai jika Israel tidak menetapkan persyaratan baru yang menghambat proses negosiasi. Seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam mediasi menegaskan bahwa pembahasan berlangsung serius, dengan perhatian khusus pada setiap detail kesepakatan. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya proses negosiasi yang melibatkan banyak pihak dengan kepentingan berbeda.
Sumber yang mendapatkan informasi tentang pertemuan tersebut mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang dalam perjalanan menuju Kairo. Namun, pernyataan dari kantornya menyebutkan bahwa Netanyahu mengadakan pertemuan dengan pejabat militer dan keamanan di Gunung Hermon, sebuah wilayah strategis di Suriah. Kunjungan ini menambah dimensi baru dalam dinamika perundingan yang sedang berlangsung.
Sumber-sumber dari Mesir menyatakan bahwa mereka telah mencapai kemajuan dalam pembahasan gencatan senjata ini. Mesir, sebagai mediator utama, memainkan peran penting dalam menjembatani perbedaan antara kedua belah pihak dan mendorong tercapainya kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.