
HALUAN.CO – Preferensi penggunaan tangan, baik kanan maupun kiri, merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Penggunaan tangan kiri atau kidal yang dominan dalam aktivitas sehari-hari, seperti menulis, makan, atau menyisir rambut, telah dikaitkan dengan berbagai gangguan, termasuk disleksia, autisme, dan skizofrenia.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Bulletin dengan judul “Handedness in Mental and Neurodevelopmental Disorders: A Systematic Review and Second-Order Meta-Analysis”.
Preferensi tangan ini erat kaitannya dengan lateralitas otak, terutama di area yang mengatur fungsi bahasa. Para peneliti menyimpulkan bahwa keterkaitan antara kidal dan gangguan mental berakar pada proses perkembangan otak awal yang sama, yang juga menentukan fungsi bahasa.
Dikutip dari Neuroscience News, temuan menunjukkan bahwa individu kidal atau yang memiliki kemampuan tangan campuran lebih umum ditemukan pada pasien dengan gangguan neurologis tertentu, seperti gangguan spektrum autisme. Hal ini diyakini terjadi karena perkembangan otak yang memengaruhi kidal juga relevan dengan gangguan tersebut.
Setiap meta-analisis mencakup perbandingan antara individu yang didiagnosis dengan gangguan tertentu dan kelompok kontrol yang sehat, dengan data tentang preferensi tangan (kanan, kiri, atau campuran).
Para peneliti melakukan meta-analisis tingkat kedua, menggabungkan data dari 10 meta-analisis yang dipublikasikan sebelumnya tentang kidal pada berbagai gangguan mental dan perkembangan saraf, seperti ADHD, autisme, depresi, disleksia, diskalkulia, disabilitas intelektual, PTSD, pedofilia, gagap, dan skizofrenia.
Mereka memperbarui setiap meta-analisis dengan studi yang dipublikasikan hingga April 2024, menghasilkan total 402 dataset yang mewakili 202.434 individu (36.902 kasus dan 165.532 kontrol). Mereka menganalisis tiga klasifikasi penggunaan tangan yang berbeda: tidak kidal, kidal, dan campuran. Tim menggunakan rasio peluang untuk mengukur kemungkinan kidal atipikal pada populasi klinis dibandingkan dengan kontrol.
Dalam berbagai penelitian, ditemukan bahwa individu dengan gangguan mental atau perkembangan saraf lebih sering memiliki preferensi tangan yang tidak biasa dibandingkan individu yang sehat. Preferensi tangan yang tidak biasa ini mencakup kidal atau penggunaan tangan secara campuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kondisi tersebut memiliki kemungkinan sekitar 1,5 kali lebih besar untuk tidak menggunakan tangan kanan sebagai tangan dominan, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sehat.
Ketika melihat secara khusus pada kidal dan penggunaan tangan campuran, keduanya ternyata lebih umum pada individu dengan gangguan klinis. Penggunaan tangan campuran bahkan menunjukkan hubungan yang paling kuat. Namun, kecenderungan ini berbeda-beda tergantung pada jenis gangguannya. Misalnya, skizofrenia, gangguan spektrum autisme, dan disabilitas intelektual memiliki hubungan yang lebih jelas dengan preferensi tangan yang tidak lazim.
Peneliti juga menemukan pola menarik saat mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi hubungan ini. Gangguan perkembangan saraf—seperti ADHD, autisme, disleksia, diskalkulia, disabilitas intelektual, dan gagap—cenderung lebih sering dikaitkan dengan preferensi tangan yang tidak lazim. Selain itu, kondisi yang berkaitan dengan kesulitan bahasa memiliki kaitan lebih erat dengan penggunaan tangan yang tidak dominan.
Menariknya, tidak semua kondisi kejiwaan menunjukkan hubungan dengan kidal. Depresi, diskalkulia, dan pedofilia tak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal kidal dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Meski temuan ini bisa memengaruhi cara dokter menilai kondisi perkembangan saraf, para peneliti memperingatkan agar tidak menafsirkan secara berlebihan. Sebab, walau signifikan secara statistik, temuan ini tak cukup substansial untuk menggunakan tangan kidal saja sebagai diagnosis. Banyak orang kidal tidak pernah mengalami masalah kesehatan mental, dan banyak orang dengan kondisi ini tidak kidal.