Jakarta – Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa Iran akan membalas serangan yang dilancarkan oleh Israel dan sekutunya, Amerika Serikat, yang menargetkan Teheran serta kelompok-kelompok yang didukungnya di kawasan tersebut. Pernyataan Khamenei ini merujuk pada aliansi militan yang didukung Iran, termasuk pemberontak Huthi di Yaman, gerakan Hizbullah di Lebanon, dan kelompok Islamis Palestina, Hamas.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah telah meningkat sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas di Gaza pada Oktober 2023. Konflik ini telah menarik perhatian kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran, serta kelompok-kelompok lain dari Irak dan Suriah. Hizbullah dan Israel terlibat dalam serangan lintas perbatasan selama hampir setahun setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza.
Pada 26 Oktober, Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer di Iran. Serangan ini merupakan respons atas serangan Iran pada 1 Oktober ke Israel, yang dilakukan sebagai balasan atas tewasnya para pemimpin militan Hizbullah dan seorang komandan Garda Revolusi di Lebanon akibat serangan Israel. Dalam pidatonya, Khamenei memberikan penghormatan kepada para tentara yang gugur, dengan menegaskan bahwa upaya mereka dalam menghadapi Israel ‘tidak akan dilupakan’.
Israel telah memperingatkan Iran agar tidak menanggapi serangan pada 26 Oktober tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan pada Jumat bahwa mereka akan mengerahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah, termasuk kapal perusak pertahanan rudal balistik dan pesawat pembom jarak jauh B-52, sebagai peringatan bagi Iran.
Khamenei menyatakan bahwa Iran ‘tentu saja melakukan segala hal yang seharusnya dilakukan untuk mempersiapkan bangsa Iran, baik dalam hal militer, persenjataan, maupun kerja politik’, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pada Sabtu, juru bicara Garda Revolusi, Ali Mohammad Naini, menegaskan bahwa Iran akan menanggapi Israel ‘dengan tegas’.