Haluan.co – Ratusan penyuluh perikanan dari berbagai wilayah Indonesia menyatakan komitmen siap menyukseskan program-program Ekonomi Biru Kementerian Kelautan dan Perikanan, melalui kegiatan pelatihan maupun pendampingan kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan para penyuluh saat mengikuti Apel Siaga Penyuluh Perikanan 2023 pada Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan ke-XVI di Padang, Sumatera Barat.
“Dengan komitmen yang dimiliki, dibarengi dengan kode etik yang dijunjung, tentu saya yakin seluruh penyuluh perikanan dapat berkontribusi mendukung Program Prioritas KKP, dari mulai perluasan kawasan konservasi, penangkapan perikanan secara terukur berbasis kuota di beberapa zona wilayah Indonesia, pengembangan budidaya secara berkelanjutan, pengelolaan dan pengawasan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, sampai pada gerakan peduli lingkungan yang disebut Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut,” terang Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta dalam siaran pers KKP, Selasa (13/6/2023).
Dengan pendampingan dan pelatihan dari para penyuluh, sambung Nyoman, masyarakat didorong menjadi lebih produktif dan menghasilkan produk yang berkualitas.
Selain itu, proses produksi di hulu dan juga hilir mengedepankan cara-cara yang ramah lingkungan.
Pihaknya saat ini memiliki Sistem Informasi Manajemen Pelatihan dan Penyuluhan (Simlatluh) KP yang terdapat pada dashboard Command Center BRSDM.
Keberadaan sistem ini salah satunya untuk mendukung peningkatan keahlian hingga produktivitas para penyuluh dalam mendampingi masyarakat kelautan dan perikanan.
“Kami juga berharap dukungan besar penyuluh perikanan dalam mengawal program strategis BRSDM. Program pertama yakni Vocational Goes to Actors (Voga). Dukungan Penyuluh Perikanan dibutuhkan dalam penguatan fungsi dan tugas BRSDM di bidang pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi. Untuk itu, penyuluh perikanan harus dibekali dengan beragam inovasi, peningkatan pengetahuan, peningkatan keahlian, dan peningkatan keterampilan,” tegas Nyoman.
Program kedua adalah Smart Fisheries Village (SFV). Di mana Nyoman mendorong kinerja penyuluh perikanan untuk dapat menjalin kerja sama dengan seluruh stakeholder, pemerintah daerah, hingga para pelaku utama. Karena tanpa dukungan penyuluh perikanan, masyarakat tidak akan dapat merasakan dampaknya secara langsung.
“Semoga kita bisa bergerak bersama-sama, memberikan satu capaian, satu output atau outcome yang berarti bagi kemajuan sektor KP dan bagi kesejahteraan seluruh pelaku KP,” ucapnya.
Melalui ajang Penas, Nyoman juga meminta kepada penyuluh perikanan untuk dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk saling bertukar informasi antara penyuluh, meningkatkan kompetensi hingga membangun relasi dengan stakeholder.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan KP, Lilly Aprilia Pregiwati, dalam laporannya menerangkan bahwa Apel Siaga Penyuluh Perikanan dihadiri 232 Penyuluh Perikanan dari 21 Provinsi, tak hanya dari Sumatra Barat, tapi juga Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kepri, hingga Papua.
Lebih lanjut disampaikan Lilly, tujuan dari Apel siaga Penyuluh Perikanan, yakni membentuk kesiapan dan langkah strategis bersama dalam mewujudkan dan menyukseskan program prioritas KKP tahun 2023 di lokasi tugas masing-masing; mengingatkan kembali dan menjaga Kode Etik Penyuluh Perikanan sebagai salah satu acuan bekerja mengingat Penyuluh Perikanan sebagai unsur pegawai di BRSDM; meningkatkan jiwa korsa dan kekompakan Penyuluh Perikanan dalam melaksanakan tugas; menyukseskan Pekan Nasional/Penas Petani Nelayan XVI di Kota Padang atas peran Penyuluh Perikanan pada penyiapan sarana Gelar Percontohan dan Pengembangan Agribisnis, juri lomba, pendamping kontingen KTNA dari Pemda dan peserta ragam kegiatan di arena Penas.***