Jakarta – Rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang semula dijadwalkan berlaku pada 1 Januari 2025, kini dipastikan akan diundur. Pernyataan ini disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, yang menyadari adanya gelombang penolakan dari berbagai kalangan di dalam negeri.
Luhut mengungkapkan bahwa penolakan terhadap kenaikan PPN 12 persen ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai rencana pemerintah untuk menyiapkan stimulus. Stimulus ini dirancang untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh kenaikan pajak, terutama bagi mereka yang berada dalam kategori ekonomi sulit dan kelas menengah. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dengan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Luhut, penerapan PPN 12 persen harus diiringi dengan pemberian stimulus yang tepat sasaran. Pemerintah berencana menyelesaikan penghitungan dan persiapan stimulus ini dalam waktu tiga bulan ke depan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi.
Kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021. Salah satu sektor yang akan terdampak adalah industri otomotif, di mana barang-barang seperti mobil baru akan dikenakan PPN 12 persen. Selain itu, industri ini juga akan menghadapi opsen, yaitu pungutan tambahan pajak oleh pemerintah daerah, yang akan mulai berlaku pada 5 Januari 2025.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan bahwa penjualan mobil baru pada tahun depan bisa mengalami penurunan drastis hingga 500 ribu unit jika PPN 12 persen dan opsen diberlakukan. Sebelumnya, Indonesia pernah mengalami penurunan serupa saat pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020.
Pada tahun ini, Gaikindo memprediksi penjualan mobil hanya akan mencapai 850 ribu unit, angka terendah sejak pemulihan pasca-pandemi. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat dan berkurangnya kelas menengah. Pada tahun 2021, penjualan mobil baru sempat membaik mencapai 880 ribu unit, kemudian meningkat menjadi 1 juta unit pada 2022 dan 2023. Namun, angka ini masih jauh dari titik tertinggi yang pernah dicapai pada 2013, yaitu 1,2 juta unit.