Maduro Diburu AS, Hadiah Informasi Naik Jadi Rp815 Miliar

Husni Rachma
3 Min Read

HALUAN.CO – Pemerintah Amerika Serikat meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, dengan menggandakan jumlah imbalan bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi untuk menangkapnya. Kini, total hadiah mencapai 50 juta dollar AS, setara Rp815 miliar.

Langkah ini diumumkan secara resmi pada Kamis (7/8/2025), menjadikan Maduro sebagai satu-satunya presiden aktif yang masuk dalam daftar buron internasional AS atas tuduhan perdagangan narkotika.

“Hari ini, Kementerian Kehakiman dan Kementerian Luar Negeri mengumumkan hadiah bersejarah sebesar 50 juta dollar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Nicolas Maduro,” kata Jaksa Agung Pam Bondi melalui video pernyataan.

“Dia adalah salah satu pengedar narkoba terbesar di dunia dan merupakan ancaman bagi keamanan nasional kita,” lanjutnya.

Sebelumnya, pada Januari 2025, hadiah yang ditawarkan sebesar 25 juta dollar AS. Tuduhan terhadap Maduro berasal dari dakwaan pada 2020, ketika ia dituduh memimpin kartel narkoba bernama Kartel Matahari, yang diklaim telah menyelundupkan ratusan ton kokain ke Amerika Serikat selama 20 tahun.

Kelompok ini juga diduga bekerja sama dengan pemberontak Kolombia FARC, yang diklasifikasikan AS sebagai organisasi teroris. Tak hanya itu, Maduro juga dikaitkan dengan kelompok kriminal Venezuela Tren de Aragua dan kartel narkoba asal Meksiko, Sinaloa.

Berita Lainnya  Drama Politik: Parlemen Prancis Gulingkan PM Michael Barnier!

Berdasarkan laporan DEA, sebanyak 30 ton kokain disita dari jaringan ini, termasuk hampir tujuh ton yang berhubungan langsung dengan Maduro. AS juga menyita aset milik pemerintah Venezuela senilai lebih dari 700 juta dollar AS, termasuk dua pesawat resmi negara.

“Namun, rezim teror Maduro terus berlanjut. Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, Maduro tidak akan lolos dari keadilan dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya yang keji,” tegas Bondi.

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Venezuela menyampaikan keberatan keras. Menteri Luar Negeri Yvan Gil menyebut langkah AS sebagai bentuk campur tangan dan propaganda.

“Martabat tanah air kami tidak untuk dijual. Kami menolak operasi propaganda politik yang kasar ini,” tulisnya dalam unggahan di Telegram.

Maduro sendiri menganggap tuduhan dari AS tidak berdasar dan merupakan bagian dari kampanye fitnah. Jika terbukti bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di AS.

Berita Lainnya  Presiden Iran: Serangan Israel Itu Tindakan Bodoh!

Perkembangan baru muncul ketika mantan kepala intelijen Venezuela, Hugo Carvajal, mengaku bersalah atas tuduhan narkoba dan bersedia memberikan informasi yang menghubungkan Maduro dengan kejahatan tersebut.

Sejak Pilpres Venezuela 2018, hubungan kedua negara memburuk. AS tidak mengakui hasil pemilu tersebut dan menduga adanya kecurangan dalam Pilpres 2024, di mana Maduro kembali menyatakan diri sebagai pemenang.

Caracas kerap menuduh AS melakukan campur tangan politik. Baru-baru ini, otoritas Venezuela bahkan mengklaim telah menggagalkan rencana pengeboman yang dituduhkan berasal dari kolaborasi antara oposisi dan pihak asing.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *