Jakarta, – Dalam sebuah langkah strategis yang bertujuan untuk meningkatkan arus investasi dan mempermudah pergerakan manusia serta barang, Malaysia dan Singapura telah mencapai kesepakatan untuk mendirikan zona ekonomi khusus di perbatasan kedua negara. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing regional dan menarik lebih banyak investasi ke wilayah tersebut.
Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyatakan bahwa proyek ini akan memanfaatkan kekuatan komplementer antara Singapura dan Johor. “Proyek ini penting karena akan dibangun di atas kekuatan yang saling melengkapi antara Singapura dan Johor, sehingga kita dapat menjadi lebih kompetitif dan meningkatkan proposisi nilai kita,” ujar Wong, pada Selasa (7/1/2025).
Anwar Ibrahim menambahkan bahwa zona ekonomi ini merupakan “inisiatif unik” yang jarang terjadi, di mana dua negara bekerja sama sebagai satu tim. Zona ini akan didirikan di negara bagian Johor, Malaysia, dan akan terhubung dengan Singapura melalui jalan lintas.
Zona ekonomi khusus ini akan berlokasi di salah satu perlintasan perbatasan darat tersibuk di dunia, dengan lebih dari 300.000 orang melintasinya setiap hari. Wilayah ini akan mencakup area seluas 3.571 kilometer persegi, hampir lima kali lebih besar dari Singapura.
Zona ini dirancang untuk menyediakan ruang bagi perusahaan Singapura yang kekurangan lahan untuk berekspansi, serta menawarkan akses ke biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan tenaga kerja yang lebih besar. Di sisi lain, Malaysia akan mendapatkan keuntungan dari konektivitas laut dan udara Singapura yang lebih baik.
Kementerian Ekonomi Malaysia mengungkapkan bahwa pergerakan di perbatasan akan dipermudah dengan jalur imigrasi otomatis dan izin tanpa kertas untuk barang. Selain itu, kebijakan dan insentif seperti keringanan pajak, hibah, dan peraturan yang lebih mudah akan disiapkan untuk menarik investasi.
Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, menyatakan bahwa kedua negara berharap dapat menarik 50 proyek dalam lima tahun pertama sejak dimulainya zona ekonomi ini, yang diharapkan dapat menciptakan 20.000 pekerjaan terampil.
Malaysia berencana untuk mendirikan dan mengelola dana infrastruktur guna mendukung perusahaan yang ingin beroperasi di kawasan tersebut. Sementara itu, Singapura akan merancang dukungan pendanaan untuk membantu perusahaan Singapura yang ingin berinvestasi di zona ekonomi ini.
Perlu dicatat bahwa banyak perusahaan multinasional memiliki kantor pusat regional di Singapura, di mana Bandara Changi lebih dekat ke Johor dibandingkan dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur. Hal ini memberikan keuntungan strategis bagi perusahaan yang beroperasi di zona ekonomi khusus ini.
Dengan langkah ini, Malaysia dan Singapura menunjukkan komitmen mereka untuk memperkuat hubungan ekonomi dan meningkatkan daya saing regional melalui kolaborasi yang saling menguntungkan.