Jakarta – Eric Schmidt, yang pernah menjabat sebagai CEO Google dari 2004 hingga 2011 dan chairman hingga 2015, baru-baru ini mengutarakan pandangannya mengenai budaya kerja di Google saat ini. Menurut Schmidt, budaya kerja tersebut membuat Google tertinggal dari OpenAI, pencipta ChatGPT, dalam hal pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Schmidt menyampaikan pandangannya ini saat menjadi dosen tamu di Universitas Stanford. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan posisinya yang tampaknya sangat menentang konsep bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Pernyataan ini kemudian tersebar luas melalui sebuah video yang diunggah di YouTube. Dalam video tersebut, Schmidt ditanya mengenai pendapatnya tentang startup seperti OpenAI dan Anthropic yang dianggap lebih unggul dibandingkan Google dalam pengembangan AI.
Menurut Schmidt, meskipun ia sudah tidak lagi menjadi pegawai Google, ia berpendapat bahwa bekerja di kantor hanya satu hari dalam seminggu bukanlah cara kerja yang optimal. Pandangan ini sejalan dengan pendapat beberapa eksekutif kelas atas di perusahaan lain, seperti CEO JP Morgan Jamie Dimon, yang juga sangat vokal mengenai masalah remote working dan memaksa pegawainya untuk kembali bekerja dari kantor.
Namun, pernyataan Schmidt mengenai pegawai yang hanya bekerja di kantor sekali seminggu tidak sepenuhnya akurat. Berdasarkan laporan yang beredar, Google telah mewajibkan pegawainya untuk masuk kantor tiga hari setiap minggunya sejak tahun 2022. Selain itu, Google telah mulai memantau kehadiran pegawainya melalui pemindaian kartu identitas kantor, yang kemudian digunakan sebagai salah satu poin penilaian performa pegawai.