Jakarta – Kylian Mbappe, pesepak bola ternama asal Prancis, kini tengah menjalani periode yang penuh tantangan di Real Madrid. Meskipun telah mengoleksi 10 gol dari 20 penampilan, ekspektasi tinggi yang melekat padanya belum sepenuhnya terpenuhi. Situasi ini diperburuk oleh persepsi bahwa ia merasa terasing dan kurang memiliki rekan di klub barunya.
Sebagai pemain dengan gaji tertinggi di Los Blancos, Mbappe diharapkan mampu memberikan dampak yang signifikan. Namun, hingga kini, kontribusinya di lapangan dianggap belum memadai. Kegagalan dalam mengeksekusi penalti saat melawan Liverpool dan Athletic Bilbao, yang berujung pada kekalahan tim, semakin menambah beban bagi pemain berusia 25 tahun ini.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa kesulitan yang dialami Mbappe bukan sepenuhnya kesalahannya. Pelatih Carlo Ancelotti juga dinilai mengalami kesulitan dalam menemukan keseimbangan permainan tim, terutama karena gaya bermain Mbappe yang serupa dengan Vinicius Junior. Hal ini menambah kerumitan dalam merancang strategi yang efektif.
Tidak hanya di klub, Mbappe juga menghadapi tekanan dari negaranya sendiri. Setelah gagal memimpin timnas Prancis meraih hasil gemilang di Euro 2024 sebagai kapten, ia absen dalam dua jeda internasional terakhir. Mantan gelandang timnas Prancis, Emmanuel Petit, menyatakan bahwa posisi Mbappe saat ini sangat menantang.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh Le Parisien menunjukkan bahwa popularitas Mbappe mengalami penurunan dalam setahun terakhir. Hal ini sebagian disebabkan oleh perilaku dan sikapnya di lapangan yang dinilai kurang baik. Tantangan semakin berat bagi Mbappe karena ia tampaknya harus menghadapi semua ini sendirian.
