Beirut – Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengungkapkan bahwa kelompoknya kini berada dalam “fase baru” pertempuran melawan Israel. Pertempuran ini telah berlangsung di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel sejak perang Gaza meletus pada Oktober tahun lalu. Dalam pernyataannya yang dilansir oleh AFP dan Al Arabiya pada Senin (23/9/2024), Qassem menegaskan bahwa ancaman tidak akan menghentikan Hizbullah, yang didukung oleh Iran dan bermarkas di Lebanon bagian selatan.
Komentar Qassem ini merupakan pernyataan pertama dari pejabat senior Hizbullah sejak serangan udara Israel mengguncang area pinggiran selatan Beirut, yang dikenal sebagai markas kuat Hizbullah, pada Jumat (20/9) waktu setempat. Salah satu komandan senior Hizbullah, Ibrahim Aqil, yang menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, tewas bersama belasan komandan lainnya dalam serangan udara yang menghantam gedung tempat pertemuan mereka. Aqil juga merupakan anggota Dewan Jihad, badan militer tertinggi Hizbullah. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan di Tel Aviv pada Juli lalu.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 45 orang, termasuk warga sipil, tewas dalam gempuran Tel Aviv tersebut. Dari jumlah tersebut, 16 korban tewas di antaranya adalah anggota Hizbullah. Pada akhir pekan, Hizbullah melancarkan serangkaian serangan roket terhadap target di beberapa wilayah Israel. Hizbullah mengklaim bahwa mereka telah menargetkan fasilitas produksi militer Israel dan pangkalan udara di area Haifa dalam serangannya pada akhir pekan. Hizbullah menyebut serangan-serangan tesebut sebagai “respons awal” terhadap ledakan massal pager dan walkie talkie di Lebanon, yang diyakini dilakukan oleh Israel.
Militer Israel, dalam pernyataannya yang dilansir oleh Al Arabiya, melaporkan bahwa lebih dari 150 roket, rudal, dan drone diluncurkan ke wilayahnya sejak Sabtu (21/9) malam hingga Minggu (22/9) pagi waktu setempat. Qassem menyebut serangan yang dilancarkan terhadap fasilitas produksi militer Israel dan pangkalan udara di dekat Haifa itu sebagai bagian dari “perhitungan terbuka” yang baru. Dia menegaskan kembali bahwa hanya gencatan senjata di Jalur Gaza yang akan menghentikan serangan lintas perbatasan dari Hizbullah.
Qassem juga memperingatkan bahwa “solusi militer Israel telah meningkatkan dilema bagi Israel dan penduduk di wilayah utara” negara tersebut. Tel Aviv sebelumnya telah mengumumkan bahwa pemulangan warganya di wilayah utara menjadi salah satu tujuan baru dari perang. Para penduduk Israel bagian utara terpaksa mengungsi dalam beberapa bulan terakhir sejak serangan lintas perbatasan dari Hizbullah semakin meningkat.