HALUAN.CO – Memasak ternyata tak hanya berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Aktivitas ini juga dapat menjadi latihan kognitif yang bermanfaat, terutama bagi lansia, dalam mencegah gangguan kognitif seperti demensia.
Demensia merupakan kondisi yang mengganggu kemampuan berpikir dan mengingat, sangat memengaruhi kualitas hidup. Bukan sekadar “pikun,” demensia melibatkan gangguan otak serius yang menghambat aktivitas sehari-hari.
Menjaga lansia tetap aktif secara mental menjadi langkah penting dalam mencegah penurunan kognitif. Salah satu cara sederhana adalah melalui aktivitas memasak. Menurut dr. Novaria Puspita dari RS EMC Sentul, memasak merupakan aktivitas yang sangat baik untuk menjaga fungsi otak.
“Demensia itu gangguan fungsi ingatan yang mengganggu kehidupan. Bisa bikin lupa sudah makan atau belum dan lupa lokasi rumah,” jelasnya dikutip dari Liputan6.com, Senin (9/6).
Memasak melibatkan proses berpikir yang kompleks, mulai dari perencanaan menu hingga eksekusi di dapur. Hal ini mendorong stimulasi kognitif yang baik bagi otak.
“Kalau beraktivitas itu bagus, memicu kognisi jadi baik. Masak itu kan prosesnya mikir mau masak apa, bahannya apa saja, langkah-langkahnya bagaimana, itu menstimulasi (otak),” tambah dr. Novaria.
Anak-anak dianjurkan membantu lansia dalam tahap-tahap tertentu agar aktivitas memasak tetap menyenangkan tanpa membebani. Misalnya, membantu mempersiapkan bahan masakan atau membantu proses penyajian.
“Jangan terlalu berat, food preparation (persiapan makan) kita bantu, agar masak jadi tidak terlalu lama. Jadi, lansia tetap dapat kesenangan memasak, tapi energinya masih terukur nggak berlebihan,” saran dr. Novaria.
Selain memasak, olahraga juga berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Aktivitas fisik membantu meningkatkan aliran darah ke otak serta mendorong pertumbuhan sel-sel baru. Olahraga yang cocok untuk lansia meliputi jalan cepat, tai chi, senam ringan, hingga senam osteoporosis.
Selain itu, aktivitas sosial seperti bertemu keluarga, bertelepon, atau mengikuti kegiatan komunitas juga sangat bermanfaat.
“Interaksi sosial membangun kognitif. Anak cucu bertemu rutin, bisa telepon, video call, ikut pengajian. Makin didiamin makin mundur (kemampuan otaknya),” ujar dr. Novaria.
Gejala awal demensia yang perlu diwaspadai antara lain kesulitan mengingat informasi baru, lupa nama, kesulitan berbicara, kesulitan merencanakan aktivitas kompleks, serta disorientasi waktu dan tempat. Jika gejala ini muncul, segera konsultasikan ke dokter agar penanganan bisa dilakukan sejak dini.