Membaca Suasana Hati Publik: Optimisme yang Memuncak

Redaksi
5 Min Read

Oleh:
Hafrizal Okta Ade Putra
Dosen Magister Manajemen Universitas Tamansiswa Padang

​Dalam ranah ilmu sosial dan politik, kita mungkin pernah mendengar istilah mood atau suasana hati publik. Mood publik adalah cerminan perasaan kolektif masyarakat terhadap kondisi yang mereka alami. Mulai dari kehidupan pribadi, situasi ekonomi rumah tangga, apa yang akan disajikan dari dapur, hingga kebijakan ekonomi dan politik yang diambil oleh pemimpin negara.

Mood bisa juga dijadikan indikator penting yang menangkap emosi, harapan, dan kecemasan masyarakat secara keseluruhan. Artikel yang saya tulis kali ini dibuat berdasarkan Rilis Survei Nasional Public Mood yang diselenggarakan oleh Adidaya Institute.

Dokumen rilis surveinya saya dapatkan dari teman baik saya, Rahman Toha Budiarto, pada tanggal 19 November 2025 yang lalu. Beliau adalah salah satu bagian, atau founder, dari lembaga survei Adidaya Institute.

Survei ini dirancang untuk menganalisis sejauh mana perasaan masyarakat. Apakah mereka puas dengan kinerja pemerintah? Apakah mereka optimis dengan masa depan ekonomi? Apakah mereka bahagia di rumah? Serta beberapa hal lainnya yang akan saya cerikan pada artikel ini.

​Survei Nasional Public Mood ini dilaksanakan pada 27 Oktober hingga 3 November 2025. Melibatkan 1.240 responden yang diambil secara proporsional dan berimbang berdasarkan padat jumlah penduduk di 38 Provinsi (24 kota dan 100 kabupaten), dengan tingkat kesalahan (margin of error) lebih kurang sekitar 2,78 persen.

​Secara garis besar, hasil survei Adidaya Institute menyimpulkan bahwa public mood di Indonesia kini berada dalam kondisi sangat baik dan penuh optimisme. Mayoritas masyarakat memberikan dukungan dan kepercayaan penuh pada Presiden Prabowo di akhir tahun pertama pemerintahannya.

Berita Lainnya  Soal isu perselingkuhan Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett, Raffi Ahmad justru ogah ikut campur

​Dukungan publik terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo terlihat luar biasa. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan beliau untuk membawa perubahan mencapai angka fantastis, yakni 91,1 persen.

​Kepercayaan ini berdampak langsung pada harapan ekonomi. Sebanyak 82,3 persen publik menyatakan yakin bahwa ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh tinggi mencapai 8 persen tahun depan. Program-program unggulan, yang dikenal sebagai Asta Cita, juga diterima baik. 82,5 persen publik menyatakan menyukainya. Angka keyakinan yang tinggi ini dapat menjadi modal sosial yang kuat bagi pemerintah.

​Ketika survei tersebut menyelami suasana hati di lingkungan keluarga (level mikro), hasilnya sangat positif. Hampir seluruh responden, 97,5 persen, mengaku bahagia dalam keluarga. Semakin diperkuat dengan 99,0 persen responden yang mengaku menyayangi keluarga mereka.

Berikutnya, 90,2 persen menyatakan dapat tidur nyenyak setiap malam. Angka-angka ini menunjukkan bahwa terlepas dari hiruk pikuk politik, fondasi sosial dan emosional masyarakat masih sangat kuat.

Meskipun mood emosional keluarga sangat positif, survei ini tidak mengabaikan tantangan ekonomi sehari-hari. Mayoritas publik memang menyatakan mampu memenuhi kebutuhan dasar. 85,0 persen responden mengaku dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka, dan 88,1 persen menyatakan dapat makan kenyang setiap waktu.

​Namun demikian, survei ini juga menemukan tantangan nyata dalam urusan perut dan dapur. Tercatat 11,3 persen publik mengaku tidak bisa makan kenyang setiap waktu, dan 14,4 persen publik tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Artinya, lebih dari satu dari sepuluh rumah tangga masih mengalami masalah dengan isu krusial terkait daya beli dan kerawanan pangan.

Hasil temuan tersebut adalah peringatan bahwa persoalan harga kebutuhan pokok dan daya beli masih menjadi pekerjaan rumah serius bagi pemerintah. Penguatan ekonomi akar rumput perlu terus ditingkatkan.

Berita Lainnya  Mahalini dan Rizky Febian intim di panggung, netizen bandingkan dengan pasangan ini: Romantis pada masanya

​Di sisi lain, peran aktif Presiden Prabowo di dunia internasional mendapat apresiasi tinggi dari publik. Kinerja beliau dalam membela Palestina mendapat dukungan paling besar, disukai oleh 88,3 persen responden.

​Masyarakat juga mendukung strategi politik luar negeri yang seimbang. Kebijakan kerjasama dengan Tiongkok didukung 69,8 persen, sementara kerjasama dengan Amerika Serikat didukung 66,7 persen. Ini menunjukkan keinginan publik agar Indonesia bersikap netral dan menguntungkan dalam pergaulan global.

Percaya atau tidak dari apa yang kita rasakan, secara umum, survei adalah metode pengumpulan data yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau potret mengenai opini, sikap, atau perilaku pada waktu tertentu. Termasuk karakteristik atau kondisi suatu objek atau fenomena.

Pesan yang bisa saya sampaikan diakhir artikel ini, tidak ada kondisi emosi yang sia-sia. Mood yang baik menjadi kesempatan untuk meningkatkan syukur. Sedangkan mood yang buruk menjadi kesempatan untuk melatih kesabaran. Semoga keduanya bisa menghasilkan kebaikan.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *