HALUAN.CO – Di tengah padatnya aktivitas orangtua, membacakan buku untuk anak sering kali dianggap sebagai kegiatan yang bisa dilewatkan. Namun, membacakan cerita memiliki dampak emosional yang signifikan bagi anak, bahkan ketika mereka sudah mampu membaca sendiri.
Roosie Setiawan, seorang pegiat literasi keluarga dan Pendiri Komunitas Reading Bugs, menekankan pentingnya meluangkan waktu setidaknya 10 menit setiap hari untuk membacakan buku kepada anak.
“Meskipun sudah bisa baca, terkadang anak meminta kepada orangtuanya untuk membacakan buku karena rindu pada suara orangtuanya,” ujar Roosie dalam acara Hari Buku Nasional yang diselenggarakan bersama McDonald’s Indonesia di Rumah Baca Zhaffa, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2025).
Menurut Roosie, suara orangtua saat membacakan cerita sering kali terdengar lebih lembut dan menyenangkan di telinga anak. Hal ini membuat anak merasa nyaman dan lebih terhubung secara emosional.
“Bisa saja anak merasa, suara ketika membacakan cerita lebih lembut dan menyenangkan, dibandingkan suara omelan orangtuanya,” tambahnya.
Roosie menambahkan bahwa permintaan anak untuk dibacakan buku bukan semata-mata karena ingin mendengar cerita, tetapi juga sebagai bentuk kerinduan akan kedekatan emosional dengan orangtua.
Oleh karena itu, Roosie menyarankan agar orangtua menyisihkan waktu secara rutin, meskipun singkat, untuk membacakan buku bagi anak sebagai bagian dari rutinitas harian. Kegiatan ini tidak hanya membantu anak menyukai buku, tetapi juga memperkuat hubungan emosional antara orangtua dan anak.
“Maka, sisihkanlah waktu untuk membacakan buku anak, paling tidak 10 menit setiap harinya,” tutupnya.
Dengan meluangkan waktu untuk membacakan buku, orangtua tidak hanya memberikan manfaat literasi kepada anak, tetapi juga membangun ikatan emosional yang kuat dan berharga.