Jakarta – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, memimpin ribuan umat Yahudi memasuki kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur, Tepi Barat, Palestina, untuk melaksanakan ritual Talmud. Langkah ini memicu ketegangan dan kontroversi di wilayah yang sudah lama menjadi pusat konflik.
Ben Gvir menegaskan bahwa Israel akan memastikan umat Yahudi dapat beribadah di kompleks Al Aqsa, yang mereka anggap sebagai situs suci Temple Mount atau Bukit Bait Suci. Pernyataan ini bertentangan dengan status quo yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Al Aqsa. Berdasarkan kesepakatan tersebut, kompleks Masjid Al Aqsa berada di bawah pengawasan Badan Wakaf Kerajaan Yordania, sementara keamanan di Yerusalem dikontrol oleh Israel. Kesepakatan ini juga menyatakan bahwa umat Yahudi hanya diperbolehkan mengunjungi, tetapi tidak beribadah di kompleks Al Aqsa.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membantah adanya perubahan terkait kesepakatan tersebut, termasuk menepis pernyataan Ben Gvir. Amerika Serikat, sekutu dekat Israel, juga mengecam kunjungan dan pernyataan Ben Gvir. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyerukan kepada pemerintah Israel untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Kepala partai Yahudi Israel, United Torah Judaism, Moshe Gafni, turut mengkritik keras kunjungan dan pernyataan Ben Gvir di Al Aqsa. Ribuan aktivis Israel menyerbu halaman Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Tepi Barat, Palestina, untuk menggelar ritual Talmud pada Selasa (13/8). Rekaman video ritual Talmud ini bahkan diunggah langsung oleh akun X pemerintah Israel dan dikawal oleh puluhan aparat keamanan Israel.
Video yang telah diverifikasi oleh lembaga investigatif Al Jazeera, Sanad, memperlihatkan kerumunan ratusan warga Yahudi Israel berbaris menuju kompleks Masjid Al Aqsa sambil meneriakkan yel-yel. Pawai tersebut turut dikawal oleh aparat keamanan Israel dan digelar bertepatan dengan perayaan hari suci Yahudi Tisha B’Av, yang memperingati penghancuran kuil-kuil lama.