LOS ANGELES, – Meta, raksasa teknologi yang menaungi Facebook dan Instagram, baru-baru ini mengumumkan penghentian program verifikasi fakta pihak ketiga yang selama ini diterapkan di platform mereka. Keputusan ini muncul bersamaan dengan serangkaian perubahan besar lainnya, termasuk peningkatan rekomendasi konten politik dan perubahan kebijakan moderasi konten.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk memprioritaskan kebebasan berpendapat dan mengurangi kesalahan dalam penyensoran. Namun, sejumlah analis menilai bahwa keputusan ini bisa menjadi indikasi pergeseran Meta ke arah politik kanan, terutama di tengah upaya Zuckerberg untuk mendekati pemerintahan Donald Trump yang baru terpilih.
Menurut laporan dari Guardian, Meta tampaknya sedang memasuki era politik yang lebih partisan. Dalam pengumuman resminya, Zuckerberg mengkritik bahwa pemeriksa fakta selama ini terlalu bias secara politik. Sebagai gantinya, Meta akan memanfaatkan catatan dari pengguna, yang mirip dengan fitur Catatan Komunitas di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Langkah ini juga mencerminkan retorika lama dari kelompok konservatif di Amerika Serikat, yang sering menuduh platform media sosial menyensor suara mereka. Donald Trump sendiri menyambut baik perubahan ini, dengan menyatakan bahwa Meta telah berkembang pesat dan memuji langkah cepat yang diambil oleh Zuckerberg.
Dalam beberapa pekan terakhir, Meta telah melakukan sejumlah perubahan signifikan. Salah satunya adalah penunjukan Dana White, CEO UFC dan pendukung Trump, ke dalam dewan direksi Meta. Selain itu, Nick Clegg, mantan wakil perdana menteri Inggris, digantikan oleh Joel Kaplan, seorang tokoh konservatif yang pernah menjabat sebagai wakil kepala staf presiden George W. Bush.
Keputusan ini menuai kritik dari berbagai pihak, terutama dari kelompok liberal dan advokat anti-misinformasi. Jasmine Enberg, kepala analis di eMarketer, menilai bahwa langkah ini berpotensi menurunkan tingkat kepercayaan pengguna dan pengiklan. Meski demikian, dampak finansial terhadap Meta diperkirakan tetap minim mengingat dominasinya di pasar iklan digital.
Namun, langkah ini juga meningkatkan risiko penyebaran misinformasi. Zuckerberg bahkan mengumumkan bahwa Meta akan menghapus pembatasan pada isu-isu sensitif seperti imigrasi dan gender, yang menjadi fokus utama dalam kampanye Trump.