Jakarta – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan pandangannya mengenai situasi di Timur Tengah yang kembali memanas, khususnya di Suriah, dan dampaknya terhadap harga minyak dunia. Menurut Simon, harga minyak global sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dinamika geopolitik internasional.
Simon menjelaskan bahwa Pertamina telah mengambil langkah antisipatif dengan mengubah rute kapal tanker minyak agar tidak melewati wilayah konflik. Langkah ini juga mempertimbangkan aspek biaya logistik yang harus dikeluarkan.
Kondisi di Suriah semakin memanas setelah pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin oleh Abu Mohammed al-Julani melancarkan serangan besar-besaran di beberapa kota. Situasi ini memaksa Presiden Suriah, Bashar al-Assad, untuk melarikan diri ke Moskow, Rusia. Kejatuhan rezim al-Assad, yang telah berkuasa selama sekitar 50 tahun, menambah ketidakpastian di Timur Tengah.
Mengutip laporan dari Reuters, harga minyak dunia mengalami kenaikan setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad. Harga minyak mentah Brent naik 36 sen, atau 0,51%, menjadi US$ 71,48 per barel pada pukul 05.13 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 38 sen, atau 0,57%, menjadi US$ 67,58 per barel.